Rabu 07 Oct 2020 07:25 WIB

Bank Sentral ASEAN Sepakati Kerja Sama Hadapi Dampak Covid

Respon kebijakan yang bersifat extraordinary dan kerja sama jadi kunci pemulihan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Negara-negara ASEAN menegaskan komitmen untuk bekerja sama memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Foto: Antara
Negara-negara ASEAN menegaskan komitmen untuk bekerja sama memperkuat pertumbuhan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negara-negara ASEAN menegaskan komitmen untuk bekerja sama memperkuat pertumbuhan ekonomi. Termasuk dalam mendorong stabilitas dan integrasi keuangan di kawasan di tengah ketidakpastian yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19.

"Ke depan, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN akan terus memperkuat kerja sama keuangan regional untuk mencapai kawasan ASEAN yang semakin maju, resilien dan terintegrasi," katanya, seperti dalam pernyataan Bank Indonesia, Selasa (6/10).

ASEAN mencatat pertumbuhan rata-rata ekonomi kawasan sebesar 4,6 persen tahun lalu meski di tengah ketidakpastian global. Pertumbuhan ekonomi positif ini dipengaruhi oleh permintaan domestik dan investasi.

Kerja sama keuangan regional tetap kuat dan menjadi penopang di tengah pengaruh ketegangan perdagangan dan geopolitik. Namun demikian, ASEAN memahami pelemahan ekonomi harus diantisipasi tahun ini karena dampak Covid-19.

Kesepakatan bersama ini disampaikan dalam pertemuan 6th ASEAN Finance Minister and Central Bank Governors’ Meeting (AFMGM) 1 yang diselenggarakan secara virtual. Sejumlah kesepakatan mencakup dalam integrasi finansial, fasilitas investasi dan perdagangan, layanan konektivitas pendanaan, pembayaran, infrastruktur pendanaan, keuangan berkelanjutan, inklusi keuangan, keuangan risiko bencana, hingga ketahanan siber.

"Dalam pertemuan yang mengangkat tema 'Cohesive and Responsive ASEAN' terdapat beberapa komitmen lain yang disepakati," katanya.

Komitmen yang disepakati di antaranya bahwa respons kebijakan yang bersifat extraordinary dalam bentuk kebijakan fiskal, moneter, dukungan pembiayaan untuk sektor riil dan keuangan, kelancaran arus barang dan jasa serta, solidaritas dan kerja sama merupakan kunci untuk mengatasi dampak pandemi dan memulihkan ekonomi. Kemudian, memperkuat efektivitas surveilans ekonomi dan keuangan di kawasan. Serta, mendukung kesiapan Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) sebagai jaring pengaman keuangan yang efektif di kawasan dan komponen penting dari jaring pengaman keuangan global.

Selanjutnya, mendorong perdagangan dan investasi intra-ASEAN yang lebih luas melalui pembentukan Qualified ASEAN Banks. Serta, peningkatan transparansi, standarisasi, dan harmonisasi ketentuan di antara negara-negara ASEAN untuk mendukung integrasi keuangan di kawasan.

Lalu, mendukung inisiatif penggunaan mata uang lokal dalam penyelesaian perdagangan, investasi langsung dan kegiatan terkait lain. Seperti transaksi pendapatan dan transfer, di antara negara-negara ASEAN sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan sistem keuangan kawasan.

Selanjutnya, menyambut baik kemajuan kerja sama di bidang pembiayaan infrastruktur, antara lain dalam bentuk penyusunan beberapa panduan untuk mendorong perluasan keterlibatan investor swasta. Juga, mendukung upaya untuk memajukan agenda keuangan berkelanjutan (sustainable financing) secara kohesif di seluruh bidang, baik perbankan, pasar modal, maupun asuransi.

Kemudian, mendukung upaya pemanfaatan jasa keuangan digital untuk meningkatkan inklusi keuangan di kawasan serta meningkatkan kerja sama dalam berbagi informasi mengenai penanganan risiko siber (cyber risk). Dalam pertemuan tersebut, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN menggarisbawahi tiga pilar utama untuk mendorong stabilitas dan integrasi keuangan di kawasan ASEAN, serta memperkuat pertumbuhan ekonomi, di tengah tantangan pandemi COVID-19, yaitu konektivitas, sustainabilitas, dan responsivitas dari ASEAN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement