REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Operator bioskop terbesar kedua di dunia, Cineworld, akan menutup sementara bioskop di Amerika Serikat (AS) dan Inggris akibat pandemi Covid-19. Langkah ini akan menyebabkan 45 ribu tenaga kerja terdampak.
Seperti dilansir Reuters, Senin (5/10), kebijakan Cineworld diambil setelah mengalami penurunan permintaan seiring dengan pembatasan aktivitas sosial untuk menekan laju penyebaran virus corona.
Cineworld menyebutkan, perusahaan sedang mencari berbagai cara untuk mengumpulkan dana tambahan untuk operasional. Salah satu caranya, menangguhkan operasi di semua 536 teater Regal di AS dan 127 bioskop Cineworld serta Picturehouse di Inggris mulai 8 Oktober.
"Cineworld akan terus memantau situasi dengan cermat dan akan mengomunikasikan rencana masa depan untuk melanjutkan operasi di pasar ini pada waktu yang tepat, ketika pasar kunci sudah memiliki panduan yang lebih konkrit tentang status pembukaan kembali aktivitas ekonomi mereka," kata Cineworld.
Pada Juli, Cineworld kembali beroperasi setelah tutup akibat kebijakan lockdown di beberapa negara. Mereka mempekerjakan puluhan ribu orang di 787 tempat di AS, Inggris dan Eropa Tengah dengan sebagian besar di antaranya berada di Amerika.
Akhir Agustus, tingkat permintaan sempat membaik. Cineworld mengatakan, banyak penonton datang ke bioskop untuk menonton Tenet, film thriller Christopher Nolan, yang menjadi 'uji coba' pembukaan kembali bioskop.
Namun, harapan untuk terus pulih harus pupus karena penundaan beberapa film besar. Di antaranya, film James Bond terbaru, No Time To Die, yang ditunda hingga tahun depan. Begitupun dengan film superhero Black Widow dan West Side Story. Peningkatan penyebaran virus memicu kebijakan pembatasan sosial kembali diperketat.
Media asal Inggris, Sunday Times, mengatakan, Cineworld telah berbicara mengenai kondisi industri bioskop kepada Perdana Menteri Boris Johnson dan Menteri Kebudayaan Oliver Dowdon. Perusahaan memperingatkan, industri tidak dapat bertahan lagi.
Cineworld juga telah memperingatkan kepada para investor pada 24 September bahwa mereka mungkin harus mengumpulkan lebih banyak yang lagi apabila beberapa teater terpaksa ditutup lagi. Pada paruh pertama saja, perusahaan sudah membukukan kerugian 1,64 miliar dolar AS dan nilai sahamnya jatuh 82 persen pada tahun ini.
Tidak hanya Cineworld, jaringan bioskop besar lainnya seperti AMC Entertainment juga merasakan situasi serupa. Meski beberapa lokasi sudah dibuka kembali, tingkat permintaan tetap tipis. Perusahaan teater kecil dan menengah mengatakan, mereka mungkin tidak akan selamat dari dampak pandemi.