REPUBLIKA.CO.ID, CAMBRIDGE -- Universitas Cambridge, Inggris, mengatakan bakal melepaskan diri dari semua investasi langsung dan tidak langsung untuk bahan bakar fosil pada tahun 2030.
Seperti dilansir dari CNBC, dalam sebuah pernyataan yang menguraikan rencananya, universitas Inggris tersebut mengatakan pada hari Kamis bahwa Dana Abadi Universitas Cambridge senilai 3,5 miliar euro (4,53 miliar dolar AS) juga dimaksudkan untuk meningkatkan investasi dalam energi terbarukan karena divestasi dari bahan bakar fosil.
Dana tersebut direncakan akan menarik investasi dengan manajer ekuitas publik yang berfokus pada energi konvensional pada bulan Desember tahun ini. Kemudian dialihkan untuk mengembangkan investasi signifikan dalam energi terbarukan pada tahun 2025 dan melepaskan dari semua eksposur yang berarti dalam bahan bakar fosil pada tahun 2030.
Selain itu, dana tersebut akan berupaya mencapai emisi gas rumah kaca bersih nol di seluruh portofolio investasinya pada tahun 2038.
Tilly Franklin, Kepala Investasi Universitas Cambridge, menggambarkan perubahan iklim, kerusakan ekologi, dan hilangnya keanekaragaman hayati sebagai ancaman eksistensial yang mendesak, dengan risiko parah bagi umat manusia dan semua kehidupan lain di Bumi.
“Kantor Investasi menanggapi ancaman tersebut dengan menjalankan strategi yang bertujuan untuk mendukung dan mendorong transisi global menuju ekonomi netral karbon,” tambahnya.
Dalam langkah lain yang dapat memiliki implikasi signifikan di tahun-tahun mendatang, Cambridge menjelaskan bahwa ke depan semua pendanaan penelitian dan donasi lainnya akan diteliti untuk memastikan donor dapat menunjukkan kesesuaian dengan tujuan Universitas dalam mengurangi emisi gas rumah kaca sebelum ada pendanaan diterima.
Menelusuri akarnya hingga ke 1209, University of Cambridge adalah salah satu sekolah paling bergengsi di dunia. Dengan berita minggu ini, itu menjadi institusi terkenal terbaru yang mengumumkan niatnya untuk divestasi dari bahan bakar fosil.
Pada bulan April, Universitas Oxford, yang memiliki persaingan persahabatan dengan Cambridge, mengumumkan rencana untuk melepaskan diri secara resmi dari industri bahan bakar fosil.
Universitas tersebut mengatakan bahwa pihaknya juga telah menginstruksikan kantor endowmentnya untuk terlibat dengan pengelola dana guna meminta bukti rencana bisnis bersih karbon di seluruh portofolio mereka.
Pada bulan Maret, Första AP-fonden (AP1), dana pensiun besar Swedia dengan miliaran aset yang dikelola, mengatakan tidak lagi akan berinvestasi dalam bahan bakar fosil.
Dana yang berbasis di Stockholm menjelaskan bahwa langkah menuju ekonomi rendah karbon yang tidak terlalu bergantung pada bahan bakar fosil mewakili "ketidakpastian yang substansial bagi perusahaan yang terlibat dalam aktivitas batu bara, minyak, dan gas alam.
Di tempat lain, University of Edinburgh menyusun rencana untuk divestasi dari bahan bakar fosil pada tahun 2018, sementara pada tahun 2017, sebuah koalisi dari 40 lembaga Katolik mengumumkan keputusan untuk menarik uang mereka dari - atau memblokir investasi masa depan dalam - bahan bakar fosil.