REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 bisa menjadi pengingat dalam mempersiapkan masa depan termasuk kesejahteraan saat hari tua dengan menyisihkan dana pensiun.
Staf Ahli OJK Ryan Kiryanto mengatakan wabah Covid-19 memang kejadian yang amat luar biasa. Pergerakan pasar modal pun sudah tidak rasional karena kepanikan Covid-19.
“Masyarakat harus hitung berapa kebutuhan biaya hidup selama masa pensiun. Hitung berapa pengeluaran. Perlu diketahui apakah ada pemasukan ketika pensiun? Buatlah dengan jujur untuk masa depan Anda,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (29/9).
Kedua, menurutnya, periksa berapa jumlah aset yang dimiliki. Apabila Anda belum punya investasi, coba pelajari lebih lanjut cara untuk memutar uang agar lebih produktif. Ketiga, orang yang mempersiapkan pensiun harus punya ketahanan dari sisi mental dan emosional.
“Penting juga untuk bersikap terbuka dengan inovasi dan selalu mencari tahu sesuatu yang baru. Seseorang perlu audit diri sendiri dan edit gaya hidup, serta utamakan gaya hidup sehat di tengah Covid-19. Ketika seseorang pensiun, ada biaya-biaya yang secara otomatis dipangkas misalnya biaya transportasi ke kantor dan membeli busana kerja,” ucapnya.
“Sesuaikan gaya hidup baru agar lebih hemat dari gaya hidup normal. Belajarlah untuk hidup lebih sederhana tanpa khawatir dihakimi oleh orang lain. Kalau hidup sederhana lebih bahagia, tidak usah dipusingkan. Tetap terkini, cari informasi dan peluang, cari ilmu untuk investasi,” ucapnya.
Keempat, lanjut Ryan, perkuat hubungan dengan orang terdekat seperti sahabat dan keluarga. Menjaga hubungan baik dengan orang-orang terdekat adalah salah satu cara melewati transisi hidup.
“Ingat, kesepian bisa berdampak negatif, keluarga adalah teman untuk berbagi. Mintalah pendapat dari orang-orang terpercaya ketika ada tawaran untuk mengucurkan dana pensiun ke dalam suatu bisnis atau investasi tertentu,” ucapnya.