REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan HoA transisi Blok Rokan bersifat win-win bagi pihak PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) dan Indonesia. Sebab, dengan adanya kejelasan pengembalian investasi maka harapannya produksi Blok Rokan tidak menurun.
Langkah ini, kata Dwi, merupakan cara SKK Migas untuk memastikan tingkat produksi dapat terus terjaga pada saat transisi dan masa-masa berikutnya. Sebah, tentu saja stabilitas tingkat produksi akan sangat bermanfaat baik bagi pemerintah maupun kontraktor berikutnya.
"Dalam jangka pendek, ini adalah salah satu langkah nyata menjaga produksi migas 2021 tidak turun," kata Dwi di sela-sela penandatanganan HoA transisi Blok Rokan antara PT CPI dengan SKK Migas, Senin (28/9).
Perjanjian memungkinkan PT CPI untuk melakukan kegiatan pengeboran di Blok Rokan sebelum berakhirnya masa kontrak pada Agustus 2021. Setelah perjanjian ini, PT CPI akan bekerja sama dengan SKK Migas untuk menyelesaikan detil implementasi dalam beberapa minggu mendatang, untuk menunjang dimulainya kegiatan pengeboran.
Acara pendatanganan perjanjian disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dan Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati.
Presiden Direktur PT CPI Albert Simanjuntak mengatakan bagi PT CPI, Blok Rokan merupakan fondasi dari industri energi dan telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk kemajuan negara selama beberapa dekade. Perjanjian ini merupakan hasil dari kemitraan yang kuat dan kolaboratif dengan Pemerintah Indonesia.
"Perjanjian ini juga untuk memastikan blok strategis ini akan terus memegang peranan penting dalam kedaulatan energi di Indonesia untuk tahun-tahun mendatang," ujar Albert.