Ahad 27 Sep 2020 07:49 WIB

Pemerintah Genjot Pengembangan KEK Galang Batang

KEK Galang Batang ditargetkan melakukan ekspor perdana pada 2021.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga dan sejumlah menteri bidang perekonomian lainnya, melepas ekspor produk pertanian di kawasan Bintan Industrial Estate (BIE), Lobam, Kepulauan Riau, Sabtu (26/09).
Foto: Dok. Kementan
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga dan sejumlah menteri bidang perekonomian lainnya, melepas ekspor produk pertanian di kawasan Bintan Industrial Estate (BIE), Lobam, Kepulauan Riau, Sabtu (26/09).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus mendorong pembangunan kewilayahan melalui kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur ekonomi. Salah satunya, terhadap Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Bintan, Kepulauan Riau.

Saat ini, KEK Galang Batang sedang melaksanakan beberapa pembangunan infrastruktur dan utilitas kawasan, refinery alumina, power plant. Kawasan ini  ditargetkan akan melakukan ekspor perdana sebanyak 1 juta ton Smelting Grade Alumina (SGA) pada 2021.

Baca Juga

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ini adalah suatu milestone tersendiri karena sebelumnya kita hanya mengekspor bauksit. "Sekarang bisa diproduksi di sini," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima, Ahad (27/9).

Airlangga menyebutkan, dampak KEK Galang Batang terhadap perekonomian sudah positif dan harus terus ditingkatkan. Realisasi investasi sampai dengan September 2020 telah mencapai Rp 11 triliun. Sementara realisasi penyerapan tenaga kerja dalam tahap pembangunan sebesar 3.500 orang.

"Ini luar biasa dan diharapkan bisa terus bertambah serta memberikan multiplier effect yang lain," kata Airlangga yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Nasional KEK.

Ia menggarisbawahi pendekatan yang tidak hanya mendirikan industri aluminium atau alumina saja, juga industri tekstil. Airlangga menilai, pendekatan ini unik dan tidak banyak dilakukan di berbagai pabrik lain.

Sebagai salah satu KEK bertema industri, KEK Galang Batang merupakan contoh kawasan yang berkembang baik dan dapat dijadikan model untuk KEK lainnya. Airlangga menjelaskan, lokasinya juga strategis, yakni di Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan internasional, serta berhadapan dengan Singapura serta Malaysia.

Sesuai dengan maksud penetapannya, KEK Galang Batang diproyeksikan menjadi kawasan dengan kegiatan utama yakni Industri pengolahan bauksit dan turunannya. Perkiraan investasinya mencapai Rp 36,25 triliun dengan penyerapan tenaga kerja paling tidak sebesar 23.200 orang, sampai dengan tahun 2027.

Airlangga memproyeksikan, nilai investasi tersebut masih berpotensi bertambah hingga 5,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 77 triliun. Proyek investasi itu mengakomodasi potensi terciptanya nilai tambah yang besar.

Sebagai informasi, produksi bauksit Indonesia dalam satu tahun bisa mencapai 40 juta ton. Pengolahan bauksit menjadi alumina memberi nilai tambah sekitar 5-13 kali lipat bila diolah menjadi alumunium.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement