REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan, program Gemar Makan Ikan (Gemarikan) saat ini tidak hanya untuk meningkatkan konsumsi ikan tetapi juga untuk menyokong beragam program pemerintah dalam mengatasi dampak pandemi.
"Saat ini program Gemarikan sudah diperluas untuk mendukung program prioritas nasional lainnya seperti program percepatan penurunan stunting, penanganan darurat bencana dan penanganan dampak COVID-19," kata Direktur Pemasaran KKP, Machmud, dalam rilis di Jakarta, Jumat.
Macmud menyebutkan dalam rangka mendukung Program Penanganan Dampak COVID-19, kegiatan yang saat ini sedang berlangsung adalah penyerahan 58 ribu paket produk perikanan kepada masyarakat terdampak di 116 kabupaten/kota yang dilaksanakan bersama mitra kerja Komisi IV DPR-RI dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota/Provinsi.
Kegiatan ini, lanjutnya, bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi bagi masyarakat terdampak, dan sekaligus menyerap produk UMKM di sekitar lokasi kegiatan dalam rangka mendukung keberlanjutan usaha di tengah pandemi.
Sementara itu, Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Indonesia (Forikan) Djoko Maryono mengajak masyarakat untuk terus mengonsumsi ikan.
Terlebih di masa pandemi, lanjut Djoko, masyarakat disarankan mengonsumsi ikan minimal 300 gram ikan dalam sepekan guna meningkatkan imunitas.
"Yang sangat penting pada masa pandemi ini yaitu Omega 9, mencegah dan mengurangi inflamasi/peradangan yang disebabkan oleh virus corona," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP Sjarief Widjaja menyatakan bahwa kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan cukup tinggi mencapai sekitar 13 juta ton ikan/tahun.
"Masyarakat Indonesia jumlahnya 260 juta. Kalau dikalikan dengan tingkat konsumsi ikan per tahun yang sekitar 53 kg/orang maka kita membutuhkan sekitar 13 juta ton ikan/tahun," kata Sjarief Widjaja.
Menurut Sjarief Widjaja, angka tersebut belum ditambah dengan kebutuhan untuk produk olahan dan ekspor nasional.
Sementara itu, ujar dia, saat ini kebutuhan tersebut dipenuhi dari sektor perikanan tangkap sebesar 7,5-8 juta ton/tahun, sementara sisanya harus dipenuhi dari sektor perikanan budidaya.
"Saat ini, produksi budidaya kita sekitar 6,5 juta ton. Ini masih bisa kita tingkatkan," ujar Sjarief.