REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Donald Trump berharap segera mendapatkan laporan mengenai tawaran Oracle untuk membeli saham aplikasi TikTok. Trump mengakui kesepakatan Oracle dengan ByteDance selaku pemilik TikTok nantinya akan sah secara hukum.
"Saya tidak siap untuk menandatangani apa pun. Saya harus melihat kesepakatannya," kata Trump dikutip AP, Kamis (17/9).
Meski demikian, sejumlah pejabat di AS sangat mengkhawatirkan kesepakatan yang akan dibuat antara Oracle dengan ByteDance. Pasalnya, kesepakatan itu berpotensi mengancam keamanan nasional. Sebab melalui aplikasi tersebut, ByteDance dapat mengakses 100 juta data pengguna TikTok di AS.
Senator Josh Hawley juga menyatakan tidak setuju dengan kesepakatan antara TikTok dan Oracle. Hawley menyerukan kepada pemerintah untuk menolak kemitraan Oracle dan mendesak penjualan penuh TikTok di AS atau melarang aplikasi tersebut.
TikTok sendiri menyatakan bahwa mereka belum membagikan data pengguna AS. Sebelumnya, Trump mengancam akan melarang TikTok beroperasi apabila aplikasinya tidak dijual kepada perusahaan AS.
Pada 6 Agustus lalu, Trump mendapat laporan bahwa TikTok telah menghapus sebuah konten yang dianggap sensitif oleh Partai Komunis China. Menurut Trump hal tersebut justru bisa memicu kesalahpahaman di tengah masyarakat.
Selain berisi video lucu dan tarian, aplikasi yang telah diunduh oleh 100 juta pengguna di AS dan 700 juta pengguna di seluruh dunia juga berisikan konten-konten berbau politik. Diantaranya banyak juga yang mengkritik Trump.