REPUBLIKA.CO.ID, HANGZHOU – Perusahaan multinasional Alibaba Group Holding Ltd sedang dalam tahap pembicaraan untuk berinvestasi 3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 44,4 triliun (kurs Rp 14.800 per dolar AS) di perusahaan ride hailing terbesar di Asia Tenggara, Grab Holdings Inc. Rencana ini dilaporkan Bloomberg News pada Senin (14/9), mengutip orang-orang yang memahami isu tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Senin (14/9), konglomerat China akan menjadi investor tunggal dalam putaran pendanaan ini. Sebagian dananya dihabiskan untuk mengakuisisi sebagian saham Grab yang dipegang oleh Uber Technologies Inc, menurut laporan Bloomberg.
Grab menolak memberikan tanggapan, sementara Alibaba dan Uber tidak segera bersedia menanggapi permintaan komentar Reuters.
Uber menyerahkan operasinya di Asia Tenggara kepada Grab pada Maret 2018. Uber mengambil sekitar 27,5 persen saham dalam bisnis Grab.
Pada April, Uber mengatakan, pihaknya memprediksi ada biaya penurunan nilai hingga 2,2 miliar dolar AS akibat pandemi Covid-19. Biaya tersebut akan bertentangan dengan nilai tercatat beberapa investasi ekuitas minoritas perusahaan.
Grab diperkirakan memiliki valuasi 14 miliar dolar AS dengan SoftBank Group Corp sebagai salah satu pendukungnya. Grab berekspansi ke layanan keuangan, pengiriman makanan, dan pembayaran seluler selama beberapa tahun terakhir, bahkan sebelum pandemi menekan keuntungan dari bisnis ride hailing-nya.
Dampak pandemi sudah dirasakan Grab. Pada Juni, Grab mengumumkan pengurangan lima persen jumlah stafnya. Perusahaan harus memangkas biaya di tengah pertumbuhan pendapatan yang melambat.