REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta melanjutkan program konservasi penyu di pesisir selatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), sebagai bentuk komitmen terhadap lingkungan.
"Penyu merupakan satwa yang dilindungi. Melalui program CSR Pertamina konservasi penyu ini, kami terus berkomitmen untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan, khususnya di wilayah-wilayah operasi kami," kata Unit Manager Communication, Relations and Corporate Social Responsibility Pertamina MOR IV Jateng-DIY Anna Yudhiastuti dalam keterangannya di Cilacap, Senin (14/9).
Ia mengatakan hal itu terkait dengan kegiatan pelepasliaran sekitar 100 ekor tukik (anak penyu) untuk kembali ke habitatnya yang dilakukan Pertamina bersama Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja di Pantai Sodong, Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Cilacap, Senin.
Anna mengakui berbagai upaya telah dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat untuk dapat melestarikan lingkungan hidup, salah satunya adalah menyelamatkan spesies satwa langka. Menurut dia, hal itu disebabkan penyu merupakan salah satu satwa langka, bahkan International Union for Conservation of Nature masih memasukkan penyu dalam Red List of Threatened Species (Daftar Merah Spesies yang Terancam).
Secara regulasi, kata dia, seluruh spesies penyu merupakan satwa dilindungi sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
"Sebagai perusahaan yang memiliki komitmen menjaga pelestarian lingkungan, Pertamina menjalankan berbagai program konservasi lingkungan. Salah satu program konservasi yang dilakukan adalah konservasi penyu yang saat ini masih merupakan hewan yang terancam punah.
Menurut dia, program konservasi penyu tersebut merupakan bentuk kolaborasi dari unit-unit operasi Pertamina MOR IV, yaitu Fuel Terminal Maos, Fuel Terminal Lomanis, dan Integrated Terminal Cilacap.
Ia mengatakan kegiatan konservasi tersebut dilakukan di pesisir selatan Kabupaten Cilacap, yakni di wilayah Pantai Sodong, Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, khususnya untuk jenis penyu lekang (lepidochelys olivaceae). Dalam hal ini, kata dia, pelepasliaran tukik di Pantai Sodong pada hari Senin (14/9) merupakan yang kedua kalinya karena pada tahun 2019 telah dilepasliarkan puluhan tukik di tempat yang sama.
"Dalam konservasi penyu di Pantai Sodong ini, kami bukan hanya memberikan bantuan fisik, namun lebih jauh dari itu. Pertamina dan Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap ingin pula membangun kesadaran warga dalam menjaga ekosistem dan habitat penyu lekang ini," jelasnya.
Ke depan, kata dia, Pertamina bersama Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap akan terus mengembangkan infrastruktur konservasi di antaranya adalah membangun fasilitas penetasan telur penyu di pesisir selatan Cilacap.
Selain infrastruktur, lanjut dia, hal yang akan dikembangkan kemudian adalah mengembangkan konsep eduwisata di area konservasi untuk meningkatkan kesadaran terkait dengan pelestarian Penyu.
Sementara itu, Ketua Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Jumawan mengatakan pihaknya bersama Pertamina sejak bulan April hingga Agustus 2020 berhasil menetaskan 133 tukik untuk kemudian dilepasliarkan ketika berumur dua minggu.
Menurut dia, penetasan telur penyu yang ditemukan itu membutuhkan waktu sekitar 45 hari. "Bersama Pertamina, kami terus mencoba untuk mengembangkan konsep konservasi untuk dapat meningkatkan populasi tukik yang dapat ditetaskan. Kami dan Pertamina terus mengedukasi warga dan nelayan untuk bersama menyelamatkan telur penyu yang ditemukan dan semakin hari perkembangan kesadaran masyarakat semakin baik," katanya.