Selasa 08 Sep 2020 21:59 WIB

Ubi Jalar Bandung Mulai Diekspor ke Hong Kong

Ubi jalar varietas rancing akan dikirim bertahap setiap bulan selama setahun.

30 ton ubi jalar produksi petani Desa Pinggirsari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, akan diekspor ke Hong Kong (Foto: ilustrasi ubi jalar)
Foto: Humas Kementan
30 ton ubi jalar produksi petani Desa Pinggirsari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, akan diekspor ke Hong Kong (Foto: ilustrasi ubi jalar)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) melepas secara simbol sebanyak 30 ton ubi jalar produksi petani Desa Pinggirsari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Selasa (8/9), yang akan diekspor ke Hong Kong. Ia mengaku bangga dengan ekspor ubi jalar sebagai bagian dari Gerakan Eksport Tiga Kali (GRATIEKS) produk tanaman pangan di Jabar Tahun 2020 ini.

"Per bulan ada 30 ton yang diekspor dan itu baru ke Hong Kong saja," kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, saat melepas ekspor ubi jalar tersebut di halaman Kantor Desa Pinggirsari, Selasa.

Baca Juga

Pasalnya, ujar dia, di tengah lesunya perekonomian dunia akibat pandemi global COVID-19, sektor pertanian di Jabar mampu bertahan dan bisa mengekspor. Ubi jalar varietas rancing tersebut, lanjutnya, akan dikirim bertahap setiap bulan selama satu tahun dengan total ekspor mencapai 360 ton.

"Ketahanan pangan kita tidak terkendala COVID-19, bahkan bisa ekspor, saya tentu sangat bangga karena apa yang diprediksi menjadi kenyataan bahwa salah satu ekonomi yang tangguh terhadap COVID-19 adalah ekonomi pertanian dan salah satu unggulannya yaitu ubi jalar," kata Kang Emil.

Ia menambahkan, ubi jalar yang di ekspor ini bertujuan memenuhi kebutuhan warga Hong Kong sebagai bahan tepung, kue, es krim, dan beragam produk olahan lainnya. Ia mengutarakan harapannya agar kondisi surplusnya komoditasubi jalar di Jabar bisa untuk kembali diekspor ke kawasan lain, tak hanya ke Hong Kong.

"Harapan saya ekspor tidak hanya ke Hong Kong, tapi cari negara besar yang punya gaya hidup dan kebutuhan ubi jalar seperti di Hong Kong sehingga bisa (ekspor) ribuan ton. Dan saya hanya titip jaga kualitasnya," tutur Kang Emil.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jabar Dadan Hidayat mengatakan, ubi jalar yang diekspor ini merupakan varietas terbaik di dunia. Sifatnya yang adaptif atau bisa tumbuh di mana pun menjadikan ubi jalar sebagai produk unggulan.

"Ini baru di satu desa, kita targetkan di desa lain di Jabar juga mengekspor karena sifat ubi jalar yang adaptif bisa tumbuh di mana pun. Ubi jalar asli Jabar adalah yang terbaik di dunia," ujar Dadan.

Ia pun berujar, ekspor komoditas ubi jalar merupakan salah satu implementasi Gerakan Eksport Tiga Kali (GRATIEKS) Kementerian Pertanian di Jabar. Tiga komoditas ekspor pertanian Jabar dalam gerakan tersebut antara lain ubi jalar, beras organik, dan porang.

Total luas lahan pengolahan ubi jalar di Jabar saat ini seluas 22 ribu hektar dengan luas panen yang sama dan total produksi mencapai 547.879 ton. Sementara lima daerah di Jabar sebagai sentra utama ubi jalar berada di Garut, Kuningan, Kabupaten Bogor, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Bandung.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement