REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar Labuan Bajo Rebound di Pantai Pede, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai inisiasi dan upaya memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di salah satu destinasi super prioritas Labuan Bajo dalam masa adaptasi kebiasaan baru.
Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf, Wawan Gunawan, mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk memulihkan kembali destinasi wisata di berbagai daerah pascapandemi Covic-19. Termasuk di Labuan Bajo yang ditetapkan sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas.
"Ini adalah momentum bagi masyarakat di Labuan Bajo untuk kembali bangkit. Pemerintah memberikan perhatian yang serius untuk pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Untuk itu, masyarakat harus menangkap peluang tersebut, demi meningkatnya kepercayaan wisatawan baik nusantara dan wisatawan mancanegara," katanya.
Wawan juga mengatakan kegiatan rebound yang melibatkan 60 pekerja parekraf ini selaras juga menerapkan rotokol CHSE ( Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability ) diberbagai destinasi. Sehingga, menjadi salah satu upaya yang dilakukan Kemenparekraf/Baparekraf untuk membangkitkan kembali potensi pariwisata di Labuan Bajo.
“Perlu kesadaran masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan merawat kelestarian. Lantaran pariwisata sangat lekat dengan kebersihan. Saya berharap tidak hanya hari ini, di hari-hari berikutnya juga bisa terawat. Karena semakin dilestarikan semakin menyejahterakan,” ujarnya.
Lingkup kegiatan rebound meliputi penguatan program sapta pesona, revitalisasi amenitas dengan pengadaan barang pendukung CHSE dan alat penunjang keamanan. Serta bimbingan teknis soal atraksi, aksesibilitas, dan amenitas di setiap destinasi wisata di Labuan Bajo.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manggarai Barat Agustinus Rinus menambahkan, pihaknya mengapresiasi perhatian pemerintah pusat yang sangat konsisten mengembangkan pariwisata di Labuan Bajo.
“Kita tidak boleh tidur atas perhatian yang diberikan oleh pemerintah. Dan kami berharap ini menjadi pembuktian dan merebut kembali kepercayaan wisatawan bahwa kami sudah siap menyambut mereka kembali dengan penerapan protokol kesehatan," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Wayan Darmawan menambahkan, sejauh ini Labuan Bajo menjadi pelopor penerapan protokol kesehatan. Lantaran dari kekuatan pariwisata di NTT hanya terdapat dua hub yaitu Labuan Bajo dan Kupang. Artinya, jika kedua kota tersebut mampu disiplin menerapkan protokol kesehatan, maka bukan hanya wisatawan nusantara namun juga wisatawan asing akan kembali percaya dan siap mengunjungi NTT.
“Untuk itu, kita perlu membangun komitmen kebersihan yang lebih baik, yang lebih dari biasanya. Kebersihan saat ini menjadi tantangan dan momentum bangkitnya pariwisata. Selain itu kita juga butuh langkah-langkah progresif dan radikal untuk menjadikan sampah sebagai musuh utama,” katanya.