REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan, sektor transportasi dan pergudangan akan mengalami pemulihan pada kuartal ketiga dan keempat. Prediksi ini sejalan dengan pelonggaran pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi yang dilakukan pemerintah sejak dua bulan terakhir.
Pada kuartal kedua, kinerja transportasi dan pergudangan tercatat mengalami pertumbuhan negatif hingga 30,84 persen. Kontraksi dikarenakan kebijakan Working From Home (WFH) yang menyebabkan tingkat kebutuhan masyarakat pada transportasi menurun. Pada kuartal ini, hanya ada aktivitas pergudangan dan kargo.
Tapi, Sri menilai, situasinya kini sudah membaik. Terlebih, pemerintah pusat dan daerah mulai merelaksasi restriksi mobilitas masyarakat, meskipun mengutamakan protokol kesehatan.
"Kita perkirakan, transportasi dan pergudangan akan sedikit pulih dibandingkan kontraksi dalam sebelumnya," ucapnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu (2/9).
Perbaikan kinerja juga diperkirakan Sri terjadi pada sektor perdagangan. Pada kuartal kedua, kinerjanya sempat negatif 7,57 persen karena ada pembatasan aktivitas yang membuat omzet perdagangan ritel menurun.
Pada dua kuartal terakhir di tahun ini, Sri menyebutkan, pertumbuhan sektor perdagangan mungkin tetap mengalami kontraksi. Hanya saja, tingkat kedalamannya tidak seburuk pada kuartal pertama dan kedua.
Sektor informasi dan komunikasi diprediksi masih terus positif, melanjutkan tren pada kuartal pertama dan kedua yang masing-masing tumbuh 9,80 persen dan 10,8 persen. Tren ini sejalan dengan peningkatan permintaan layanan data dan aktivitas digital selama WFH maupun school from home.
Sektor lain yang juga masih positif adalah pertanian. Pada kuartal kedua, sektor ini mampu tumbuh 2,19 persen di tengah dominasi kontraksi pada sektor lain.
Mengutip informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), Sri menuturkan, pertumbuhan positif pada pertanian dikarenakan adanya pergeseran masa panen ke kuartal kedua. Ia berharap, momentum ini tetap terjaga pada kuartal ketiga mengingat suasana kemarau tahun ini yang cenderung 'basah'.
Sri menekankan, yang harus diwaspadai adalah tahun basah tersebut tidak akan jalan terus menerus. "Kita terus memantau pada kuartal keempat dan 2021 mengenai pergeseran musim kering," ujarnya.
Harapan besar juga disampaikan Sri terhadap industri pengolahan yang mengalami kontraksi 6,19 persen pada kuartal kedua. Khususnya dengan melihat indeks Purchasing Managers’ Index manufaktur yang sudah berada pada posisi 50,3 pada bulan lalu, jauh membaik dibandingkan penurunan rata-rata sebesar 31,7 pada kuartal kedua.