REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) memproyeksikan akan adanya kenaikan impor mentah saat enam proyek kilang sudah selesai di bangun. Sebab, kilang yang saat ini dibuat Pertamina memiliki kapasitas yang besar.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan saat ini perseroan mengimpor minyak mentah sekitar 300 ribu sampai 350 ribu barel per hari. Pada 2024 mendatang, saat Kilang Balikapapan sudah selesai, maka impor minyak mentah Pertamina akan bertambah 100 ribu barel per hari.
Sedangkan pada 2027 ketika semua proyek kilang akan beroperasi, maka impor minyak mentah pertamina bisa mencapai 900 ribu hingga 1 juta barel per hari. "Dengan beroperasinya proyek-proyek kilang dan meningkatnya kapasitas kilang, maka akan berdampak pada peningkatan kebutuhan minyak mentah sebagai feedstock," ujar Nicke di Komisi VII DPR RI, Senin (31/8).
Nicke mengatakan Pertamina akan terus meningkatkan produksi minyak, baik di dalam negeri dan luar negeri guna memenuhi kebutuhan minyak mentah untuk sejumlah kilang perseroan nantinya. Perseroan pun terus berupaya menyerap minyak mentah dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam negeri guna mengurangi beban impor.
Sebelum 2019 menurutnya KKKS mengekspor minyak mentah sekitar 225 ribu barel per hari (bph). Namun sejak 2019 perseroan pun meningkatkan pembelian dari KKKS tersebut, sehingga ini menurunkan impor minyak mentah perseroan.
"Pertamina juga akan melakukan akuisisi di luar negeri untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi sejalan dengan peningkatan kapasitas kilang," ujarnya.