REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding gas yang mengelola dan mengoperasikan layanan gas bumi, terus fokus untuk pengembangan infrastruktur gas bumi di seluruh wilayah di Indonesia. Di tengah pandemi COVID-19, PGN juga tetap melaksanakan pengembangan infrastruktur dan layanan gas bumi, sehingga jumlah pelanggan saat ini mencapai lebih dari 405 ribu pelanggan.
Saat ini, PGN sedang menyelesaikan sejumlah infrastruktur baru untuk memperluas penggunaan gas bumi dan mendorong bauran energi domestik, dengan tetap menjalankan kegiatan operasi yang efisien. Diantaranya, PGN melalui anak usahanya, PT Pertamina Gas (Pertagas) melaksanakan pembangunan Pipa Minyak Rokan sepanjang 367 km yang berada di koridor Minas - Duri – Dumai dan Koridor Balam-Bangko-Dumai, Wilayah Kerja Rokan.
Kehadiran jaringan pipa minyak berukuran 4-24 inchi ini dapat memperkuat portofolio dan meningkatkan pendapatan transportasi migas Perseroan, meningkatkan lifting dari Blok Rokan yang merupakan salah satu blok minyak terbesar di Indonesia, serta mendorong tingkat efisiensi biaya pelaksanaan proyek strategis nasional.
“Kami targetkan, pipa ini akan komersial pada akhir 2021 yang akan menyalurkan minyak rata-rata sekitar 265.000 barel minyak per hari. Selain itu, umur ekonomis proyek ini sekitar 20 tahun,” jelas Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama saat Public Expose di Bursa Efek Indonesia, (28/8).
Lebih lanjut, Rachmat menjelaskan bahwa target on stream pada jalur utara melalui koridor Balam-Bangko-Dumai dan koridor Duri-Dumai dilaksanakan pada TW III 2021. Sedangkan pada jalur selatan melalui koridor Minas-Duri akan on stream pada awal 2022.
PGN mengupayakan terbaik untuk mendukung program Holding Migas PT Pertamina (Persero) (Pertamina) agar proses transisi pengelolaan Blok Rokan berjalan lancar dan dapat mempertahankan tingkat produksi pada saat alih kelola nanti.
Selanjutnya, PGN juga melaksanakan proyek gasifikasi kilang Pertamina yang saat ini menggunakan BBM maupun LPG, dengan total volume penyaluran potensial sekitar 90 BBTUD atau setara dengan 16,4 ribu BOEPD. Terdiri dari 5 lokasi kilang, yaitu program RDMP Balongan, RDMP Balikpapan, RDMP Cilacap, Kilang TPPI, dan GRR Tuban.
“Optimalisasi penyaluran pasokan gas ke kilang Pertamina dapat meningkatkan nilai keekonomian Pertamina dan untuk mencapai efisiensi energi kilang Pertamina,” ujar Rachmat.
Menurut Rachmat, pembangunan berbagai infrastruktur gas bumi menjadi prioritas PGN, mengingat semakin besarnya kebutuhan energi yang lebih efisien di berbagai wilayah, terutama di wilayah-wilayah yang selama ini belum terjangkau gas bumi dan memiliki potensi ekonomi yang baik untuk pengembangan sektor kelistrikan, industri, dan rumah tangga.
Dalam rangka membantu pemerintah dalam peningkatan pemanfaatan gas bumi di sektor pembangkit yang akan meningkatkan efisiensi produksi listrik, PGN tengah melaksanakan proyek regasifikasi LNG untuk 56 pembangkit listrik PLN dengan estimasi kapasitas pembangkit sebesar ±1,8 GW. “Saat ini, kami masih melakukan koordinasi lebih lanjut dengan PLN khususnya terkait kepastian demand gas,” imbuh Rachmat.
Selanjutnya, melalui penugasan dari pemerintah, PGN membangun jaringan gas rumah tangga (jargas) dengan dana APBN 2020 sebanyak 127.864 SRT. Tentunya, program ini ditujukan untuk mewujudkan pemerataan manfaat gas bumi sebagai bahan bakar yang aman, ramah lingkungan dan efisien dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Pada pembangunan jargas telah dilakukan penyesuaian, karena adanya kebijakan efisiensi dari pemerintah, dari semula 266.070 SRT terbagi menjadi 127.864 SRT pada tahun 2020, dan 138.206 SRT pada tahun 2021. Sedangkan jargas dengan swadana PGN 2020, akan dibangun sebanyak 50.000 SRT,” ungkap Rachmat.
Rachmat mengungkapkan, progres pembangunan jargas tengah dilaksanakan di 24 kabupaten/ kota. Proyek ini diharapkan dapat mengurangi tingginya proporsi subsidi impor gas pemerintah dan memiliki potensi ± 10 BBTUD.
Pada kuartal I 2020, PGN berhasil mempertahankan penyaluran gas bumi sebesar 882 BBTUD dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 880 BBTUD dan penyaluran transmisi gas sebesar 1.342 MMSCFD dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1.283 MMSCFD. Pengangkutan gas melalui pipa transmisi Pertagas berkontribusi utama pada peningkatan volume transmisi.
PGN juga membukukan pendapatan sebesar 874 juta dolar AS pada kuartal pertama tahun 2020. Pendapatan emiten berkode PGAS tersebut terutama diperoleh dari hasil Penjualan Gas sebesar 693 juta dolar AS, dari Penjualan Minyak dan Gas sebesar 76 juta dolar AS, dari Transmisi Gas dan Minyak sebesar USD 70 juta dan Pendapatan Usaha lainnya sebesar 34 juta dolar AS.
Pada periode sama, PGN mencatatkan laba operasi sebesar 172 juta dolar AS dan laba bersih yang distribusikan ke entitas induk sebesar 48 juta dolar AS. Adapun EBITDA perseroan mencapai 260 juta dolar AS.
Pencapaian laba bersih yang diatribusikan ke entitas induk pada kuartal pertama tahun 2020 ini sangat dipengaruhi faktor melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat pada akhir Maret 2020.
Sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional di berbagai sektor bisnis saat menghadapi pandemi COVID-19, PGN akan senantiasa aktif dalam dalam menopang ketahanan ekonomi dengan tetap melaksanakan penyaluran gas bumi guna memenuhi kebutuhan gas bumi dalam negeri dan menjalankan proyek-proyek strategis infrastruktur gas bumi.
"Infrastruktur gas adalah kunci bagi optimalisasi pemanfaatan gas bumi yang berkelanjutan serta menjangkau lebih banyak wilayah dan pasar. Proyek strategis yang tengah dibangun, nantinya diharapkan dapat memperkuat peran subholding gas dalam melayani kebutuhan gas bumi seluruh sektor dan mewujudkan bauran energi nasional,” tutur Rachmat.
PGN juga memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat berkontribusi dalam menjaga ketahanan energi domestik dan membangun infrastruktur gas bumi, sehingga dapat meningkatkan perekonomian nasional yang saat ini terdampak oleh kondisi global.