REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas berjangka merosot pada akhir perdagangan Kamis (27/8) atau Jumat (28/8) pagi WIB. Merosotnya harga emas karena aksi ambil untung setelah pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell meletakkan strategi baru yang agresif untuk mencapai target inflasi dua persen.
Pada Kamis (27/8) kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, jatuh 19,9 dolar AS atau 1,02 persen menjadi ditutup pada 1.932,60 dolar AS per ounce.
Emas berjangka melonjak 29,4 dolar AS atau 1,53 persen menjadi 1.952,5 dolar AS pada Rabu (26/8), setelah merosot 16,1 dolar AS atau 0,83 persen menjadi 1.923,10 dolar AS pada Selasa (26/8) dan turun 7,8 dolar AS atau 0,4 persen menjadi 1.939,2 dolar AS pada Senin (24/8).
Pasar mencerna pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Powell mengindikasikan bahwa Fed akan mencoba untuk mempertahankan rata-rata inflasi dua persen, membiarkannya naik dan turun dari batas waktu.
Para analis pasar mencatat karena pidato tersebut sebagian besar dalam ekspektasi pasar, aksi ambil untung terjadi setelah pidato tersebut dirilis.
Angka ekonomi positif juga meredam emas. Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (27/8) menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal dalam pekan yang berakhir 22 Agustus turun menjadi 1,01 juta, lebih baik dari yang diperkirakan.
Laporan lain yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS merevisi penurunan produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal kedua menjadi 31,7 persen dari 32,9 persen.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 42,4 sen atau 1,54 persen menjadi ditutup pada 27,025 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 11,7 dolar AS atau 1,24 persen menjadi menetap pada 928,1 dolar AS per ounce.