Kamis 27 Aug 2020 17:59 WIB

Akademisi Nilai Penyederhanaan UU Semangat Reformasi

Pemangkasan regulasi penghambat investasi dinilai sejalan dengan reformasi.

Akademisi Nilai Penyederhanaan UU Semangat Reformasi. Foto: Regulasi (ilustrasi)
Foto: spiked-online.com
Akademisi Nilai Penyederhanaan UU Semangat Reformasi. Foto: Regulasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Akademisi dari Universitas Riau Edyanus Herman Halim mengatakan semangat memangkas berbagai regulasi penghambat investasi merupakan cita-cita dan harapan yang diusung reformasi. Karena itu, dia menilai RUU Cipta Kerja sejalan dengan semangat reformasi.

"Sejak dulu, kita memang mengharapkan adanya reformasi birokrasi, reformasi perundang-undangan, dan upaya deregulasi. Adanya RUU Cipta Kerja ini membuat kita berharap ribuan regulasi terkait investasi ini bisa dihilangkan," kata Edyanus.

Baca Juga

Edyanus yang berbicara dalam webinar bertajuk "RUU Cipta Kerja, Solusi Pulihkan Ekonomi Indonesia dari Ancaman Resesi", Kamis (27/8), itu juga melihat perdebatan mengenai RUU Cipta Kerja harus dikembalikan pada tujuan besar diciptakannya dasar hukum ini. Upaya menarik investasi dan mendorong perekonomian yang berkualitas adalah dua hal besar yang jadi cita-cita RUU ini.

"Jangan diisi dengan kesan-kesan politisasi pihak tertentu atau pada tujuan politik tertentu. Fokus pada tujuan utama dari RUU ini yang memang untuk mendorong perekonomian dan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang berkualitas," katanya.

Edyanus juga menanggapi soal klaster ketenagakerjaan yang menjadi pro kontra, Edyanus melihat bahwa sudah ada upaya dari pemerintah dan DPR untuk memfasilitasi kebutuhan serikat pekerja dalam pembahasan RUU Cipta Kerja. Menurutnya  proteksi tenaga kerja penting untuk mendapat perhatian karena bagaimanapun, peningkatan investasi harus sejalan dengan kesejahteraan para pekerja.

"Saya melihat pemerintah dan DPR membuka pembahasan dengan pihak terkait soal proteksi tenaga kerja. Tapi, proteksi ini juga jangan sampai menyebabkan interest dari para investor juga berkurang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement