REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Universitas Gajah Mada (UGM), Jumhari mengajak kalangan akademisi dan masyarakat lainya mendukung berbagai upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam membangun ketahanan pangan nasional berjangka panjang. Menurut Jumhari, hanya dengan cara itu ekonomi nasional dapat segera pulih dan bisa menjadi kekutan utama bagi perekonomian dunia dimasa yang akan datang.
"Pertanian itu bukan hanya soal petani, tetapi juga masalah pemerintah daerah kabupaten, provinsi, dan pusat. Bukan juga hanya urusan Kementan tetapi juga urusan kementerian lainnya," kata Jumhari, Rabu (26/8), seperti dalam siaran persnya.
Jumhari mengatakan, kebijakan Kementan di bawah pimpinan Syahrul Yasin Limpo sejauh ini sudah sangat tepat. Apalagi kata dia, Mentan secara serius ingin membangun pertanian nasional dengan sistem modern dan memiliki fasilitas layanan prima bagi petani dan masyarakat luas.
"Saya kira sudah sangat tepat karena kalau mau menggerakkan pertanian semua pihak harus bekerja sama. Sekarang era economic sharing, resources sharing perlu lebih koordinatif dan integratif," katanya.
Jamhari menambahkan, keterlibatan generasi muda di sektor pertanian harus didorong penuh dan menjadi perhatian bersama. Apalagi Kementan sudah menyediakan fasilitas teknologi canggih untuk meningkatkan minat mereka dalam menekuni sektor pertanian.
"Sekarang ini banyak teknologi rakitan dalam negeri, seperti jamur mikoriza atau bacillus plus, bahkan ramah lingkungan. Saya kira aplikasi Bacillus Plus ini sangat produktif untuk meningkatkan keefektivitas pertanian. Namun, belum banyak digunakan di lapangan dan belum bisa diproduksi massal karena harus diuji terlebih dahulu," katanya.
Terkait hal ini, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, mengatakan Kementan sudah memiliki strategi selama masa pandemi dan strategi jangka panjang. "Petani kita, perlu kita upgrade dari aspek sumber daya, pengetahuan, jejaring, maupun bagaimana mereka memanfaatkan informasi teknologi dan sumber daya lainnya di luar kapasitas yang mereka miliki. Sehingga, kami memahami, bahwa petani muda perlu kita dorong untuk terjun dalam sektor pertanian," tambah Kuntoro.