Selasa 25 Aug 2020 08:03 WIB

Nasdaq Cetak Rekor, Wall Street Dututup Menguat

Sejak bel penutupan terakhir 2019, Nasdaq telah menguat 26,8 persen.

Nasdaq
Nasdaq

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham-saham Wall Street menguat dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor penutupan tertinggi baru pada Senin (24/8). Optimisme atas potensi kemajuan medis dalam perang melawan pandemi virus corona mendorong ketiga indeks utama saham AS lebih tinggi.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 378,13 poin atau 1,35 persen, menjadi berakhir pada 28.308,46 poin. Indeks S&P 500 naik 34,12 poin atau 1,00 persen, menjadi menetap di 3.431,28 poin. Indeks Komposit Nasdaq bertambah 67,92 poin atau 0,60 persen menjadi ditutup pada 11.379,72 poin.

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih tinggi, dengan jasa komunikasi dan teknologi masing-masing naik 1,06 persen dan 0,87 persen. Indeks S&P 500 ditutup di atas ambang batas 3.400 poin untuk pertama kalinya, didukung oleh kenaikan di beberapa nama besar terkait teknologi.

Saham unggulan (blue chips) Dow, sementara memimpin kenaikan pada Senin, tetap hampir 4,2 persen di bawah level tertinggi sepanjang masa, dan turun 0,8 persen sejauh tahun ini. Sementara, Nasdaq dan S&P telah menguat masing-masing 26,8 persen dan 6,2 persen, sejak bel penutupan terakhir 2019.

Sebagai catatan, indeks Transportasi Dow, yang sering dianggap sebagai barometer kesehatan ekonomi AS, dengan mudah mengungguli pasar yang lebih luas. “Ada perluasan dalam reli ini dan itu tercermin dalam transportasi,” kata Chuck Carlson, kepala eksekutif di Horizon Investment Services di Hammond, Indiana.

"Volume (lebih tinggi) menyertai perkembangan yang meluas ini, dan itu semua adalah hal-hal yang bullish."

Pasar di seluruh dunia mendapat dorongan oleh perkembangan baru dalam perlombaan global untuk memerangi virus corona, termasuk pengumuman dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) bahwa mereka telah memberikan otorisasi darurat untuk penggunaan plasma dari pasien yang sembuh sebagai pilihan pengobatan. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan keraguannya tentang pengobatan itu karena datanya "berkualitas rendah".

Pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan percepatan kemajuan vaksin Covid-19 eksperimental yang sedang dikembangkan oleh AstraZeneca Plc dan Universitas Oxford dengan harapan dapat digunakan di Amerika Serikat sebelum warga Amerika menuju pemungutan suara pada November.

"Ada elemen berita yang membantu 'membuka kembali perdagangan', yang merupakan eufemisme dari saham yang sensitif secara ekonomi berkinerja lebih baik," tambah Carlson.

Pelaku pasar akan memperhatikan dengan cermat pernyataan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell tentang kebijakan moneter pada simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming, minggu ini, yang tahun ini diadakan dalam format virtual.

Menjelang pemecahan sahamnya dari satu menjadi empat pada Jumat (28/8), Apple Inc memberikan dorongan terbesar untuk S&P 500 dan Nasdaq. Harga sahamnya ditutup di atas 500 dolar AS beberapa hari setelah menjadi perusahaan publik AS pertama yang mencapai nilai pasar dua triliun dolar AS. Saham Apple naik 1,2 persen.

Sementara itu, saham Boeing Co memberikan kenaikan terbesar bagi Dow, melonjak 6,4 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement