REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Masa adaptasi kebiasaan baru merupakan tantangan yang harus dilewati setiap pebisnis untuk terus bertahan. Dalam diskusi virtual Ngopi Bareng Zilingo Trade bertajuk "Lokal Untuk Nasional: Dongkrak Ekonomi Negara di Tengah Kenormalan Baru Lewat Perdagangan Digital", para pembicara mengemukakan tiga cara mempertahankan bisnis lintas skala di tengah pandemi global.
1. Wujudkan inklusi digital sedini mungkin
Asisten Deputi Bidang Pemasaran, Kemenkop UKM, Destry Annasari mengatakan lebih dari 50 persen pelaku UMKM Indonesia mengaku bahwa usaha miliknya terkena imbas dari pandemi. Dengan adanya pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar, mereka yang dapat bertahan hanya usaha dengan pasar yang luas serta usaha yang telah melakukan digitalisasi.
“Sekitar 99 persen usaha di Indonesia merupakan UMKM yang menghasilkan 97 persen lapangan pekerjaan di Indonesia. Sayangnya, dari 64,2 juta UMKM yang ada, hanya sekitar 13 persen pelaku UMKM yang sudah melakukan digitalisasi," kata Destry dalam siaran resmi, dikutip Sabtu (22/8).
Digitalisasi yang dimaksud adalah menggunakan media sosial untuk menunjang kegiatan pemasaran, terdaftar di platform marketplace maupun memanfaatkan teknologi untuk mendukung kegiatan operasional.
"Maka dari itu, 87 persen UMKM yang ada ingin kami dorong untuk segera memasuki gerbong digital,” ujar Destry.
Dani Purnama, Founder & CEO, Surfinclo mengatakan digitalisasi sangat penting untuk membantu proses administrasi dan mendukung infrastruktur yang ada. "Terutama ketika kita ingin masuk ke scope yang lebih besar,” jelas dia.
2. Optimalisasi kolaborasi dan koordinasi antar instansi dengan UMKM
Kementerian Koperasi dan UKM telah menyediakan perencanaan holistik untuk mendukung UMKM selama masa pandemi yang terdiri dari empat langkah, yaitu meningkatkan koordinasi dan kolaborasi, membangun budaya dengan menciptakan local heroes, meningkatkan kapasitas SDM serta memperluas segmentasi.
“Di masa sulit seperti ini kolaborasi dan koordinasi sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja bisnis UMKM secara keseluruhan, Kementerian Koperasi dan UKM telah menyediakan program-program seperti Factory Sharing, LKPP Page untuk produk UMKM dan Pasar Digital UMKM. Selain itu, untuk menumbuhkan rasa memiliki, kami juga menciptakan para 'Local Heroes'." katanya.
3. Maksimalkan kreativitas untuk inovasi
Covid-19 telah mengubah perilaku dan kebiasaan konsumen dan menghasilkan tantangan-tantangan bagi UMKM di setiap industri. Oleh sebab itu, penting bagi para pelaku UMKM untuk tidak hanya memantau situasi pasar secara seksama, namun terus berinovasi agar dapat memikat lebih banyak pelanggan.
“Selain inovasi produk, pelaku usaha juga harus mengetahui perubahan pola perilaku konsumen di era ini," kata VP Government Relations Zilingo, Faisal Fariduddin Nasution.