REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pada masa pandemi Covid-19 saat ini, transportasi kereta api bisa menjadi urat nadi dalam pemulihan ekonomi nasional. Sebab, Budi menilai transportasi menjadi fasilitas bagi sektor logistik dan pariwisata hingga kegiatan keseharian masyarakat.
"Kereta api harus jadi kesatuan dengan aktivitas rakyat tanpa memandang identitas tertentu yang menjadi alat mobilitas sangat fundamental dan termasuk paling ekonomis," kata Budi dalam webinar Transportasi untuk Merajut Keragaman, Selasa (11/8).
Berbeda dengan moda transportasi udara, Budi mengatakan transportasi kereta api masih lebih diandalkan. Budi menjelaskan, sebelum pandemi, kereta rel listrik (KRL) bisa melayani hingga satu juta penumpang setiap harinya.
Meskipun pembatasan penumpang transportasi dilakukan saat pandemi, Budi mengatakan saat ini penumpang KRL cenderung naik. Hanya saja, Budi menegaskan pembatasan tetap dilakukan sebagai bagian dari protokol kesehatan.
"Di masa pandemi kami tidak bisa membiarkan mereka berdekatan sehingga kami batasi menjadi 400 ribu penumpang," ujar Budi.
Budi mengakui, penumpang KRL memang cukup banyak dan tidak terbatas hanya eksekutif saja namun juga pekerja informal. Untuk itu, Budi menilai melalui transportasi kereta disatukan dalam satu kepentingan menjadi mata rantai roda ekonomi.
Budi menambahkan, dalam merajut keberagaman berarti mengikat dan memfasilitasi mobilitas masyarakat. hal tersebut juga menjadi upaya membuka akses untuk mencapai pemerataan ekonomi seperti jalur kereta api Makassar, jalur ganda Jawa Selatan, KA lintas Sumatra dan lainnya.
"Kami harapkan ini menjadi bukti pemerintah hadir dan memberikan kebangkitan ekonomi di daerah," tutur Budi.