REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencarian bibit-bibit unggul inovator dan enterpreneur muda sektor energi terus dilakukan berbagai pihak. Langkah ini pun mendapat dukungan penuh dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan digadang sebagai penggerak ekonomi di masa yang akan datang, terlebih dalam percepatan inovasi energi baru terbarukan (EBT).
"Tren saat ini, pengembangan energi fosil semakin sulit menerima bantuan dari lembaga-lembaga pendanaan multinasional. Apalagi transformasi EBT bisa berubah dari cost center menjadi profit center," ujar Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang Kementerian ESDM Saleh Abdurrahman, Sabtu (8/8).
Perubahan ini, sambung Saleh, tak bisa lepas dari dinamika global yang cenderung mengalami pergeseran konsumsi energi dan penerapan teknologi. Tercatat dalam kuartal 1-2020, adanya Covid-19 mampu menekan permintaan energi dunia hingga 3,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Namun, kondisi tersebut seharusnya dijadikan peluang bagi generasi muda untuk mencari terobosan baru di bidang energi bersih. Sebagai pebisnis energi, mereka harus mampu mengantisipasi segala kemungkinan. Di tengah penurunan permintaan itu, mereka harus bisa menemukan ide-ide kreatif untuk menemukan terobosan mengembangkan energi terbarukan.
Saleh memaparkan, salah satu jenis energi yang bisa digarap dan menjadi ladang bisinis paling prospektif di masa mendatang adalah solar photovoltaic (PV) dan angin. Kedua bisnis tersebut mampu mengembalikan tingkat kepercayaan investasi energi yang menurut International Energy Agency (IEA) anjlok 20 persen pada 2020.
"Rata-rata solar PV dan angin akan mendominasi perkembangan teknologi EBT ke depan hingga 2040," kata Saleh.