REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi perbankan nasional disebut masih stabil dan sehat meski Indonesia terancam resesi. Beberapa bank bahkan masih mencatatkan kenaikan keuntungan selama semester I tahun 2020.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengakui indikator-indikator penurunan memang terjadi di beberapa bank tetapi secara keseluruhan masih baik. Likuiditas bank juga masih terjaga.
"Kualitas Aset masih baik sehingga memungkinkan bank untuk tetap mendapatkan keuntungan," kata Piter melalui keterangan tertulis, Rabu (5/8).
Piter mengatakan rasio kredit macet atau Non Performing Loans (NPL) memang mengalami kenaikan, tetapi kenaikannya masih dalam batas aman. NPL perbankan masih dibawah batas psikologi 5 persen.
Piter pun membantah isu yang menyebut beberapa bank mengalami permasalahan likuiditas. Menurutnya, isu tersebut tidak sepenuhnya benar. Permasalahan likuiditas yang dihadapi beberapa bank tertentu masih dalam batas-batas yang bisa dikelola oleh otoritas.
Permasalahan bank Bukopin misalnya sudah semakin jelas penyelesaiannya dengan masuknya Kookmin Bank membawa dana segar ke bank Bukopin dan menempatkannya sebagai pemegang saham pengendali yang baru di Bank Bukopin.
Menurut Piter, masuknya Kookmin Bank di Bank Bukopin di tengah isu permasalahan Bukopin membuktikan bahwa permasalahan di Bank Bukopin tidaklah mengkhawatirkan dan Bank Bukopin memiliki prospek yang sangat baik.
Terkait resesi, Piter mengatakan, semua negara berpotensi mengalaminya termasuk Indonesia. Namun, ia menilai, masyarakat tidak perlu panik dengan dalam menanggapi resesi. Menurutnya, resesi sudah menjadi sebuah kenormalan baru di tengah wabah.
Piter mengatakan, yang lebih penting adalah bagaimana dunia usaha bisa bertahan di tengah resesi. "Apabila dunia usaha bisa bertahan, tidak mengalami kebangkrutan, maka kita akan bisa bangkit Kembali dengan cepat ketika wabah sudah berlalu," terangnya.
Piter optimistis dengan berbagai kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah melalui program Pemuliham Ekonomi Nasional (PEN). Ia menambahkan, upaya tersebut akan bisa meningkatkan daya tahan dunia usaha sehigga ekonomi Indonesia akan kembali pulih pada tahun 2021.