Senin 03 Aug 2020 17:41 WIB

Dibayangi Resesi, IHSG Turun 143 Poin

Melemahnya IHSG ini sejalan dengan bursa Asia lainnya.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Dwi Murdaningsih
Karyawan mengambil gambar layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Karyawan mengambil gambar layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam pada penutupan perdagangan sesi II, Senin (3/8). Indeks saham sebelumnya sempat merosot hingga tiga persen sebelum akhirnya mendarat di posisi 5.006,22 dan kehilangan 143 poin. 

Analis Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christopher, mengatakan IHSG ditutup melemah karena dibayangi oleh resesi Amerika Serikat (AS) setelah dirilisnya angka Produk Domestik Bruto (PDB) 32, yang terkontraksi parah sebesar -32,9 persen.

Baca Juga

"Data inflasi dirilis dibawah konsensus dan investor mengantisipasi rilis data PDB Indonesia," kata Dennies, Senin (3/8).

Melemahnya IHSG ini sejalan dengan bursa Asia lainnya. Pelemahan terjadi pada indeks HangSeng yang terkoreksi 0,85 persen serta Strait Times yang turun 1,78 persen.

Selain sentimen resesi, menurut analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi, perseteruan AS-China yang memanas menjadi salah satu faktor pelemahan pasar saham. Di samping itu, laporan keuangan yang di bawah ekspektasi serta indeks manufaktur yang masih belum memasuki area ekspansi juga menjadi faktor utama.

Data indeks kinerja manufaktur Indonesia bulan Juli 2020 hanya naik sebesar 46,9 berbanding 39,1 pada periode sebelumnya. "Ini menjadi indikasi kinerja sektor manufaktur dalam negeri belum pulih karena indeks PMI Manufaktur masih berada dibawah 50 yang artinya belum memasuki phase ekspansi," kata Lanjar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement