Senin 27 Jul 2020 17:35 WIB

Afrika Selatan Perpanjang Insentif Dunia Usaha

Insentif ini guna mengurangi dampak pandemi terhadap ekonomi Afrika Selatan.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Fuji Pratiwi
Ibu kota Afrika Selatan, Johannesburg. Afrika Selatan memperpanjang masa pinjaman bagi usaha kecil dan menengah yang menghadapi tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Foto: www.worldwidehomestay.com -
Ibu kota Afrika Selatan, Johannesburg. Afrika Selatan memperpanjang masa pinjaman bagi usaha kecil dan menengah yang menghadapi tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Afrika Selatan memperpanjang masa pinjaman bagi usaha kecil dan menengah yang menghadapi tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Selain itu, Pemerintah Afrika Selatan juga membuat beberapa perubahan agar kredit lebih mudah diakses.

Seperti dilansir Reuters, akhir pekan lalu, periode penarikan dan pembebasan pembayaran bunga maupun modal diperpanjang dari tiga bulan menjadi enam bulan. Batasan turnover capital pun diturunkan dari 300 juta rand atau sekitar 18 juta dolar AS menjadi hanya 100 juta rand (6 juta dolar AS).

Baca Juga

Perubahan skema ini termasuk membuat penilaian kredit bank dan persetujuan pinjaman lebih longgar. "Batasannya pun dikurangi," kata Departemen Keuangan Afrika Selatan dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, Presiden Cyril Ramaphosa mengumumkan skema pinjaman 200 miliar rand (12 miliar dolar AS) pada April untuk membantu dunia usaha. Skema ini merupakan bagian dari beberapa langkah stimulus yang diberikan pemerintah guna mengurangi dampak pandemi terhadap ekonomi Afrika Selatan yang sudah menyusut.

Pinjaman diberikan mengingat banyak usaha kecil dan menengah Afrika Selatan mengalami kerugian ketika pemerintah memberlakukan kebijakan lockdown pada akhir Maret guna menahan penyebaran virus.

Dunia usaha kehilangan banyak pendapatan mereka, namun masih harus membayar komponen tetap. Banyak di antara mereka berjuang untuk pulih sekalipun kebijakan restriksi mobilisasi sudah dilonggarkan.

Pemerintah berharap, perpanjangan dan pelonggaran skema pinjaman ini mampu membantu dunia usaha memenuhi persyaratan mendesak. Khususnya, pembayaran gaji, sewa dan kewajiban kontrak.

Tekanan terhadap dunia usaha turut berdampak pada ekonomi Afrika Selatan secara keseluruhan. Jajak pendapat Reuters pada Jumat (24/7) menunjukkan, ekonomi kawasan ini akan terkontraksi pada 2020 seiring dengan aktivitas ekonomi yang masih terganggu dan pertumbuhan kasus Covid-19.

Jajak pendapat Reuters memprediksi, Afrika Selatan akan mengalami kontraksi 3,5 persen tahun ini. Namun bangkit kembali menjadi positif delapan persen pada 2021.

Secara umum, sub-Sahara Afrika diperkirakan tumbuh negatif 3,1 persen pada 2020 sebelum tumbuh positif 3,5 persen pada tahun depan. Nigeria, ekonomi terbesar Afrika, diperkirakan menyusut 3,7 persen tahun ini, dan membaik kembali menjadi dua persen tahun depan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement