REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penanaman modal asing langsung (FDI) dari Singapura ke Indonesia naik pada kuartal I dan kuartal II 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Meskipun perekonomian dua negara terdampak oleh pandemi Covid-19.
"Singapura masih jadi penyumbang FDI terbesar ke Indonesia, bahkan nilainya lebih tinggi dari rata-rata FDI yang masuk ke Indonesia," kata Duta Besar Indonesia untuk Singapura I Gede Ngurah Swajaya pada sesi tanya jawab virtual, Rabu (22/7).
Nilai realisasi investasi Singapura pada kuartal I naik 58 persen dari periode yang sama di 2019 dengan nilai 2,72 miliar dolar AS (sekitar Rp 39,8 triliun). Pada kuartal II naik 14 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai 1,95 miliar dolar AS (sekitar Rp 28,5 triliun).
Tidak hanya bidang investasi, nilai ekspor Indonesia ke Singapura juga naik pada periode Januari-Mei 2020. "Surplusnya hampir mencapai setengah miliar dolar AS. Ini sinyal yang bagus dan harapannya semoga situasi ini menguntungkan untuk kita," kata Gede Ngurah.
Dalam kesempatan yang sama, Gede Ngurah memastikan pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan membantu memfasilitasi para investor mengurusi izin perizinan dan mengakses insentif saat menanamkan modal di Indonesia. Ia menyebut Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memastikan pihaknya akan membantu investor mengurusi usahanya di Indonesia.
Komitmen sama juga disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri melalui Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi, yang diresmikan bulan ini. "Kementerian luar negeri dan tim ad hoc-nya siap bekerja 24 jam untuk memfasilitasi investasi ke dalam negeri," kata dia.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di Jakarta, Rabu, mengundang khusus investor asal Singapura untuk berbisnis di Indonesia. Ia menyampaikan investor asal Singapura dapat memanfaatkan laman investindonesia.sg untuk menjajaki peluang berusaha di Indonesia.
Setidaknya ada 11 provinsi dan lebih dari 80 proyek yang ditawarkan dalam laman investindonesia.sg. Provinsi yang turut serta dalam laman itu, di antaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatra Utara, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Selatan. Perwakilan 11 provinsi itu akan mempresentasikan peluang usaha di masing-masing wilayah lewat sesi temu bisnis virtual di laman investindonesia.sg mulai pertengahan 11 Agustus-20 Oktober.