REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan para direktur utama (dirut) BUMN saat ini memiliki tanggung jawab perusahaan, terlebih di tengah tantangan situasi pandemi saat ini. Oleh karenanya, Erick mengeluarkan kebijakan bagi para dirut untuk tidak terlalu sering menghadiri kegiatan yang sifatnya seremonial.
Hal ini disampaikan Erick saat acara penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian BUMN dan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) tentang pelatihan kerja dan penempatan tenaga kerja penyandang disabilitas pada perusahaan BUMN di Kantor Kemenaker, Jakarta, Rabu (22/7).
"Mohon maaf bukan tidak menghormati (acara ini), karena memang kebijakan dari saya kalau bisa dirut jangan kebanyakan acara, jadi setiap acara lebih baik bagi tugas," ujar Erick.
Erick menilai, para dirut bisa membagi tugas dengan direksi yang lain untuk menghadiri kegiatan. Hal itu pun terlihat dari jajaran kursi BUMN yang diisi para direktur SDM dari masing-masing BUMN dalam acara tersebut. Dengan demikian, kata Erick, para dirut bisa lebih fokus dalam memenuhi target key performance indicator (KPI) atau indikator kinerja utama perusahaan.
"Kalau dirut kebanyakan acara, kapan kerjanya. Mereka punya target-target KPI yang sangat berat, baik di PLN, KAI, Pertamina, dan BUMN lain," kata Erick.
Dalam setiap kesempatan, Erick kerap menyinggung soal pentingnya pencapaian target KPI bagi setiap dirut BUMN. Erick mengaku, mengedepankan aspek KPI dalam mengangkat maupun memberhentikan direksi BUMN. Erick tidak menjadikan latar belakang seseorang sebagai alasan utama dalam pemilihan direksi.
Erick mengaku, akan mengganti direksi BUMN yang tidak mampu mencapai target KPI yang telah diberikan atau direksi yang dinilai tidak profesional lantaran mengunakan kewenangannya untuk kepentingan pribadi.
"Saya dari awal sudah bilang, makin sering yang WA, sms saya, saya makin tidak percaya, buat saya KPI saja. Kalau KPI baik, target tercapai, kita pertahankan. Jangan karena isu oh ini yang angkat menteri itu, kalau KPI bagus, its ok," kata Erick di Jakarta Jumat (12/6).