Senin 13 Jul 2020 13:33 WIB

Erick Minta Bos BUMN Contoh Akhlak Petugas KRL

Erick meminta pimpinan BUMN menjadikan akhlak dasar utama perusahaan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri BUMN, Erick Thohir. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta para pimpinan BUMN meniru sikap dua petugas kereta rel listrik (KRL), Mujenih dan Egi Sandi.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri BUMN, Erick Thohir. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta para pimpinan BUMN meniru sikap dua petugas kereta rel listrik (KRL), Mujenih dan Egi Sandi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta para pimpinan BUMN meniru sikap dua petugas kereta rel listrik (KRL), Mujenih dan Egi Sandi. Keduanya sempat viral usai menemukan uang Rp 500 juta dalam kantong plastik di gerbong kereta saat parkir di Stasiun Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga

Erick menilai apa yang dilakukan petugas kebersihan kereta, Mujenih dan petugas pengawalan KRL, Egi Sandi sebagai hal yang luar biasa dan menjadi inspirasi.

"Saya harapkan itu bisa menjadi inspirasi buat kita semua, terutama para pimpinan (BUMN). Kalau kita diberikan amanah sudah seyogyanya kita harus punya dasar akhlak kalau kita mau sukses," ujar Erick saat memberikan apresiasi kepada Mujenih dan Egi Sandi di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (13/7)

Erick menilai apa yang kita lakukan tidak akan ada artinya kalau tidak didasari akhlak. Akhlak menjadi prinsip dan landasan utama di Kementerian BUMN dan BUMN. Erick meminta para pimpinan BUMN benar-benar menjadikan akhlak sebagai dasar utama perusahaan.

"Akhlak harus jadi landasan utama dan ini tidak cuma lips service (atau) cuma ngomong-ngomong doang," ucap Erick.

Sebelumnya, petugas kebersihan kereta rel listrik (KRL), Mujenih (30 tahun) menemukan uang senilai Rp 500 juta dalam kantong plastik di gerbong kereta saat parkir di Stasiun Bogor Jawa Barat. Uang dalam kantong tersebut sempat dikira tumpukan sampah yang tergeletak.

"Di gerbong tiga dari belakang, ada di bawah kursi prioritas. Sempat ditendang-tendang, dikira itu sampah," ungkap Mujenih saat dihubungi, Kamis (9/7).

Ia menerangkan, penemuan setumpuk uang pecahan Rp 100 ribu itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB, saat ia mengepel lantai KRL jurusan Jakarta-Bogor yang baru saja tiba di Stasiun Bogor.

Sebelum mengetahui kantong plastik itu berisi uang, tak satu pun penumpang KRL yang lalu lalang menaruh perhatian. Bahkan beberapa di antaranya sempat menendang-nendang bungkusan tersebut lantaran mengira berisi sampah.

"Awalnya saya lagi kerja, terus kata keamanannya ada bungkusan, sampah atau apa ya, saya buka berdua sama dia. Pas lihat, saya langsung kembalikan saja ke PS (passenger service) Stasiun Bogor," kata pria yang sudah tiga tahun bekerja di PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) itu.

Pria yang berdomisili di Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor itu mengaku tak kaget ketika menemukan uang Rp 500 juta. Ia tidak kaget karena menurutnya uang tersebut merupakan hak orang lain yang harus dikembalikan.

Setelah dia menyerahkan setumpuk uang dalam plastik hitam ke PS Stasiun Bogor, selang 10 menit pemiliknya yang merupakan laki-laki paruh baya, langsung datang mengambilnya. "Dia turun dari jalur lima, sempat nyariin di jalur empat. Sekitar 10 menit diserahkan ke PS, dia datang langsung," kata Mujeni.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement