REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengatakan pemerintah telah mengantisipasi jika ekonomi memburuk akibat pandemi Covid-19. Dengan dasar penanganan Covid-19 menjadi kunci utama, pemerintah akan menyediakan anggaran yang cukup untuk kesehatan dan ekonomi.
"Walaupun kita tidak berharap lebih buruk tapi sangat mungkin, kalau itu terjadi pemerintah akan melebarkan defisit anggaran bila dibutuhkan," ujar Wapres saat tanya jawab dengan peserta program pendidikan reguler angkatan (PPRA) LEMHANNAS angkatan 60 dan 61 secara virtual, Kamis (9/7).
Kiai Ma'ruf menerangkan, masih ada ruang untuk memperbesar defisit anggaran negara saat ini. Ini karena risiko utang pemerintah terhadap PDB belum mencapai titik yang membahayakan.
Selain itu kerja sama yang baik dengan Bank Indonesia, pemerintah yakin dapat menangani permasalahan ekonomi saat ini. "Kita masih optimistis," kata Kiai Ma'ruf.
Ia menjelaskan, pelebaran defisit mengacu kebutuhan penanganan Covid-19. Belum lagi upaya pemerintah memastikan orang yang kehilangan pekerjaan dalam situasi saat ini tetap memiliki daya beli. Karena itu, menyelamatkan ekonomi terutama juga UMKM adalah prioritas saat ini.
Begitu juga, nenyusun dan mempersiapkan berbagai protokol kesehatan dalam memulai kegiatan di masa new normal. "Bila pemburukan semakin dalam, maka kebutuhan untuk menjalankan program di atas, butuh biaya lebih besar lagi," ujarnya.
Kiai Ma'ruf mengungkap, saat ini banyak teori yang memperkirakan ekonomi Indonesia ke depan. Ada yang memperkirakan ekonomi akan tumbuh rendah, bahkan negatif pada kuartal kedua dan akan membaik pada kuartal ketiga dan keempat.
Namun, lanjut Ma'ruf, ada yang mengatakan, ekonomi baru akan pulih kuartal keempat dan kuartal pertama 2021. Ia melihat agak sulit untuk memperkirakan secara pasti.
Yang pasti, yang Indonesia hadapi sekarang adalah krisis pandemi Covid-19. "Semakin cepat kita dapat menangani Covid-19 maka semakin cepat kita akan memulihkan ekonomi kita," ujarnya.