REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menilai ekonomi digital meningkat karena Covid-19. Terutama transaksi di e-commerce.
"Memang ada yang terdampak Covid-19, yaitu pariwisata dan travel. Startup di bidang itu lumayan berdampak, misal Gojek, Goride-nya terdampak, tapi e-commerce justru tumbuh luar biasa," ujar Direktur Aplikasi dan Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenparekraf Muhammad Neil El Himam dalam diskusi di Jakarta pada Selasa (7/7).
Saat ini juga menjadi momentum bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) didorong masuk ekosistem digital. "Tahun lalu nilai transaksi di e-commerce sekitar 55 miliar dolar AS atau hampir Rp 80 triliun, tapi sayangnya sebagian besar produk impor," ujar Neil.
Maka diharapkan, ke depannya produk lokal semakin diminati. Apalagi sekarang semakin banyak produk makanan produksi UMKM yang dijual.
"Yang belum, semoga ke depannya ikut masuk ekosistem digital. Lalu pembayarannya bisa menggunakan QRIS, sehingga dapat membayar dengan Dana, Ovo, atau Gopay, jadi lebih mudah," ucap Neil.
Plt Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Joshua Puji Mulia Simanjuntak menambahkan, pemerintah telah menginisiasi program Bangga Buatan Indonesia yang diluncurkan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 14 Mei lalu. Melalui program itu, ditargetkan sampai akhir 2020, sebanyak 2 juta UMKM dapat masuk ke ekosistem digital dan mengembangkan usahanya menggunakan platform digital.
"Per minggu lalu sudah 768 ribu UMKM masuk platform digital dalam waktu satu setengah bulan. Kita ingin tingkatkan semangat konsumsi produk Indonesia," kata Joshua.
Meski menyatakan ada kenaikan transaksi di platform digital atau e-commerce selama pandemi, tapi Joshua mengaku belum memiliki data akuratnya. "Kalau data, jujur belum dihitung berapa sebenarnya transaksi e-commerce," ujar dia.