REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) di Jawa Barat masih terkendala pembebasan lahan. Pengerjaan konstruksi tol ini terbagi menjadi dua bagian. Dari total panjang 60,84 km, sepanjang 27,62 km adalah dukungan pemerintah dan 33,22 km adalah jatah badan usaha jalat tol (BUJT), yakni PT Citra Karya Jabar Tol.
Khusus bagian tol yang digarap pemerintah, seksi 1 dan 2, progres pembebasan lahannya baru mencapai 91,23 persen. Sementara progres konstruksinya sudah mencapai 81,6 persen. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan, pembebasan lahan tak hanya terganjal kesepakatan harga saja, namun juga ada persoalan hukum yang membuat lahan tak bisa segera dibebaskan.
"Kendalanya, saya kira kalau di sini pembebasan lahan. Kalau pendanaan kan oleh investor jadi tidak ada masalah. Nah ini nanti Pak Menteri Agraria dan Tata Ruang ditugaskan untuk tangani ini. Karena bukan hanya soal harga tapi masalah regulasi dan hukum yang ada di situ," jelas Basuki usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (7/7).
Sementara untuk ruas tol yang digarap oleh BUJT, sepanjang 33,22 km, terdiri dari empat seksi. Untuk seksi 3, sepanjang 4,05 km, tercatat 99,76 persen lahan sudah dibebaskan. Sedangkan progres konstruksinya sudah mencapai 95,76 persen.
Untuk seksi 4,5, dan 6 sepanjang 29,17 km, baru mencatatkan progres pembebasan lahan 9,24 persen. Sementara progres konstruksinya baru 5 persen. Seluruh seksi, baik yang dikerjakan oleh pemerintah atau BUJT, ditargetkan rampung dan bisa beroperasi pada September 2021.
"Khusus yang seksi 6 ada tanah Perhutani yang sudah bisa dikerjakan sehingga progres konstruksinya 5 persen. Target tetap kita selesaikan September 2021," jelas Basuki.