Senin 29 Jun 2020 00:46 WIB

PHK Karyawan, Gojek Pastikan Hak Pesangon

Selain pesangon, Gojek juga memastikan karyawan tersebut mendapatkan dukungan lainnya

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Agus Yulianto
Chief Corporate Affairs GO-JEK Nila Marita (kiri)
Foto: antara/Audy Alwi
Chief Corporate Affairs GO-JEK Nila Marita (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Mulai 27 Juli 2020, Gojek tidak akan memberikan layanan GoLife dan sebanyak 430 karyawan terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat hal tersebut. Meskipun begitu, Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan, hak karyawan terdampak tersebut diberikan sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 

“Pemberian pesangon mengikuti peraturan yang berlaku di masing-masing negara termasuk di Indonesia,” kata Nila, Sabtu (27/6). 

Selain pesangon sesuai UU Ketenagakerjaan, Nila memastikan karyawan tersebut juga mendapat dukungan lainnya dari Gojek. Beberapa di antaranya yakni asuransi kesehatan, peralatan kerja, dukungan transisi karir serta dukungan lainnya sebagaimana disebutkan dalam pemberitahuan kepada karyawan.

Nila mengatakan, pemberhentian kerja tersebut merupakan keputusan yang sulit. Kata dia, pihaknya melakukan upaya terbaik untuk mendukung para karyawan agar mereka dapat meneruskan perjalanan karir mereka ke depan. 

"Mereka yang meninggalkan perusahaan akan selalu menjadi keluarga bagi kami dan merupakan bagian penting dari sejarah Gojek,” kata Nila. 

Sebelumnya, Co-CEO Gojek Andre Soelistyo mengatakan, layanan GoLife yang meliputi layanan GoMassage dan GoClean, serta GoFood Festival yang merupakan jaringan pujasera GoFood di sejumlah lokasi akan diberhentikan. Gojek hanya memberikan layanan tersebut hingga 27 Juli 2020. 

“Keputusan ini diambil berdasarkan evaluasi atas situasi makro ekonomi dan perubahan perilaku masyarakat yang menjadi lebih waspada terhadap aktivitas yang melibatkan kontak fisik ataupun kegiatan yang tidak memungkinkan untuk berjaga jarak,” ungkap Andre. 

Kedua bisnis tersebut yakni GoLife dan GoFood Festival membutuhkan interaksi jarak dekat. Andre menuturkan, layanan tersebut mengalami penurunan permintaan secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan pandemi Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement