REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Meski tergolong baru, industri fesyen Muslim di Nigeria disebut berkembang pesat. Penjualan daring mendorong pertumbuhan industri ini.
Seorang pengusaha Nigeria, Ahmad Akinsemoyin, menyebut ketidaksediaan data menjadi salah satu penghambat. Meski dalam kondisi nyata di lapangan ia melihat ada banyak area yang belum dilirik dan berpeluang menarik investasi.
Ia juga melihat, pertumbuhan organik terjadi dari usaha kecil dan menengah. "Bisnis kecil, terutama fesyen Muslim, tumbuh sangat cepat, lebih dari sektor halal lainnya," kata Akinsemoyin dilansir Salaam Gateway, Rabu (17/6).
Penjualan fesyen Muslim melalui website sangat kuat, bahkan sebelum Covid-19. Kondisi ini mendorong lebih banyak perdagangan via daring. Influencer media sosial lokal dan agensi pemodelan fesyen Muslim membantu mengarahkan peluang yang ada.
Akinsemoyin sendiri adalah inisiator festival industri halal pertama di Nigeri, HalalFiesta yang digelar pada 2018 lalu. Ia merogoh dana dari kantongnya sendiri guna menjalankan acara tersebut.
Expo Halal pertama di Nigeria akan diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri Abuja di utara Abuja. Lokasi tersebut dinilai sebagai rumah bagi populasi Muslim terbesar di negara itu.
Expo Halal seharusnya diadakan pada awal Juni, tetapi ditunda karena menyebarnya pandemi Covid-19 sampai Oktober. Dalam acara ini, panitia berharap dapat menarik 30 sektor, 200 peserta pameran, 25 paviliun negara, dan lebih dari 50 ribu pengunjung.