REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca perdagangan Indonesia Mei 2020 mencatat surplus 2,09 miliar dolar AS, setelah pada bulan sebelumnya defisit 372,1 juta dolar AS. Berdasarkan komponen, surplus tersebut terutama didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas dan perbaikan defisit neraca perdagangan migas.
Dengan perkembangan tersebut, secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Mei 2020 mencatat surplus 4,31 miliar dolar AS. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat defisit 2,68 miliar dolar AS.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko menyampaikan, Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Ke depan, BI akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan.
Neraca perdagangan nonmigas Mei 2020 mencatat surplus sebesar 2,10 miliar dolar AS, berbalik dari capaian bulan sebelumnya yang defisit 81,7 juta dolar AS. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh penurunan impor nonmigas sejalan dengan permintaan domestik yang melemah akibat merebaknya dampak Covid-19.
Penurunan impor nonmigas terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang. Sementara itu, ekspor nonmigas menurun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi global yang juga melambat, meskipun beberapa komoditas seperti emas, serta besi dan baja membaik.
Adapun neraca perdagangan migas pada Mei 2020 mencatat defisit sebesar 5,4 juta dolar AS, lebih rendah dari defisit pada bulan sebelumnya sebesar 290,4 juta dolar AS. Perbaikan defisit ini dipengaruhi penurunan impor migas sejalan dengan penurunan permintaan minyak mentah dan hasil minyak, dan peningkatan ekspor migas, terutama pertambangan gas.