REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan iklim investasi dalam situasi kenormalan baru atau new normal. Ia pun mengunjungi sejumlah kawasan di Jawa Tengah.
“Kita ingin pastikan, di era new normal ini kegiatan investasi kembali berjalan normal seperti sedia kala,” ujarnya melalui siaran pers pada Senin, (8/6). Beberapa kawasan yang dikunjungi Bahlil di Jawa Tengah yakni Kawasan Industri Brebes, areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara IX Batang, serta Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang.
Dalam kunjungannya, Kepala BKPM juga melakukan koordinasi dengan Bupati Batang Wihaji untuk pengembangan industri dan investasi di wilayah tersebut. Bahlil menyampaikan, secara umum realisasi investasi di berbagai daerah mulai berjalan lancar, setelah sebelumnya kegiatan industri dan investasi sempat tertunda selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Kita pantau kegiatan investasi mulai berdenyut. Pekerjaan konstruksi di lapangan sudah berjalan dengan baik,” katanya.
Dirinya juga selalu mengingatkan agar kegiatan pelaku usaha di lapangan sesuai protokol kesehatan demi mencegah penularan COVID-19. “Tadi saya cek langsung di PLTU Batang, standardisasi Covid-19 bahkan dia sudah pakai teknologi yang otomatis mampu mendeteksi suhu tubuh karyawan yang masuk ke kawasan pembangkit,” ujar dia.
PLTU tersebut, kata dia, menelan investasi sebesar Rp 60 triliun. Nantinya pembangkit itu akan membantu PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menambah suplai listrik Jawa-Bali sebesar 5,7 persen.
“Selain itu, kita harapkan akan memasok listrik untuk kebutuhan industri di beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Pekalongan, Kendal, dan Semarang. Apalagi, kita lihat kawasan ini semakin tumbuh dengan pesat, kebutuhan listriknya juga otomatis bertambah,” jelas Bahlil.
Saat ini Jawa Tengah, sambungnya, merupakan salah satu destinasi favorit investasi dalam negeri maupun asing. Bahlil mengatakan, iklim investasi di Jawa Tengah sangat kondusif dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wilayah itu.
“Suasananya yang tenang, tidak ribut-ribut, infrastruktur tersedia dengan baik. Ditambah keramahan masyarakat membuat daya saing investasi Jawa Tengah kian membaik,” ujar Bahlil.
Sebagai informasi, Jawa Tengah berada pada rangking 4 realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) periode kuartal I 2020 dengan nilai Rp 19,3 triliun atau 9,1 persen dari total realisasi investasi. Investasi PMDN jauh mendominasi senilai Rp 14,6 triliun, sementara investasi PMA sebesar 321 juta dolar AS atau Rp 4,7 triliun.