REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjamin ketersediaan pasokan beras nasional akan mencukupi hingga akhir tahun 2020. Kendati demikian, peringatan Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) terkait ancaman krisis pangan tetap menjadi fokus pemerintah di sektor pangan.
Syahrul memaparkan, stok beras hingga akhir Juni 2020 diperkirakan sebanyak 7,49 juta ton. Mulai Juni, musim tanam kedua juga sudah dilakukan dengan target area luas tanam seluas 5,6 juta hektare. Kementan memproyeksikan, produksi beras dari musim tanam kedua bisa mencapai 12,5-15 juta ton.
Dari kalkulasi sisa produksi beras Juni dan potensi produksi dari musim tanam kedua, Syahrul optimistis sisa stok beras pada Desember 2020 sedikitnya mencapai 6,1 juta ton. "Kita sudah lakukan percepatan taman karena ini harus dilakukan. Stimulus juga harus diberikan kepada petani," kata Syahrul dalam Webinar Sekolah Bisnis IPB, Selasa (9/6).
Ia menuturkan, musim tanam pertama sudah berjalan baik dan dilakukan di luas area sebesar 7,46 juta hektare. Panen puncak telah dilalui pada bulan Maret-April lalu.
Adapun pada musim tanam kedua, daerah yang akan menjadi andalan produksi nantinya yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Kalimatan Selatan.
"Kuncinya adalah ketersediaan air, benih, serta pupuk yang cukup dan tepat waktu," ujarnya.
Di sisi lain, Syahrul menuturkan, pemerintah mulai mempersiapkan langkah-langkah diversifikasi pangan lokal. Seperti misalnya ubi-ubian, jagung, sagu, sorgum, pisang, dan kentang sebagai pengganti beras.
Hanya saja, ia mengakui upaya itu membutuhkan proses dan waktu serta dukungan industri makanan untuk bisa mempopulerkan pangan lokal.
Sementara itu, Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Risfaheri, mengatakan, stok beras yang saat ini masih berada di Bulog, penggilingan padi, pedagang, industri horeka, serta rumah tangga masih cukup besar.
"Stok cadangan beras pemerintah di Bulog adalah 1,48 juta ton, dan akan terus bertambah," kata Risfaheri.
Adapun di penggilingan diperkirakan sebesar 1,36 juta ton, pedagang lebih dari 700 ribu ton, serta stok yang cukup besar terdapat di industri horeka dan masyarakat. Kementan, kata dia, terus melakukan monitoring dan analisa ketat, dengan menggunakan data metode KSA BPS.
"Masa tanam II sudah dimulai, insyaallah beras bagi masyarakat akan tercukupi. Tidak perlu risau dan panik. Beras aman hingga akhir tahun," kata Risfaheri.
Ia memaparkan, berdasarkan metode KSA BPS, pada bulan Juni 2020 ini diperkirakan terdapat luasan lahan panen sebesar 742 ribu hektar dengan produksi gabah mencapai 3,39 juta GKG atau setara 1,95 juta ton beras.