Senin 08 Jun 2020 14:00 WIB

Ekonomi AS mulai Pulih, Bursa Saham Global Menghijau

Tingkat pengangguran AS turun jadi 13,3 persen, mendorong penguatan bursa.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks harga saham global serentak mengalami kenaikan pada perdagangan Senin (8/6). Meningkatnya indeks saham ini seiring dengan data ketenagkerjaan di Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah dilonggarkannya lockdown.
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA
Indeks harga saham global serentak mengalami kenaikan pada perdagangan Senin (8/6). Meningkatnya indeks saham ini seiring dengan data ketenagkerjaan di Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah dilonggarkannya lockdown.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Indeks harga saham global serentak mengalami kenaikan pada perdagangan Senin (8/6). Meningkatnya indeks saham ini seiring dengan data ketenagkerjaan di Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah dilonggarkannya lockdown

Indeks S&P 500 berjangka juga naik hingga 0,8 persen. Ini merupakan posisi tertinggi sejak anjlok pada Februari lalu. Sedangkan Nikkei juga naik sebesar 0,9 persen. Sementara itu indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik meningkat 0,3 persen. 

Baca Juga

Departemen Tenaga Kerja AS mencatat angka pengangguran di negeri Paman Sam tersebut turun dari 14,7 persen pada April menjadi 13,3 persen pada akhir Mei lalu. Penurunan ini di luar perkiraan para ekonom yang memprediksi angka pengangguran akan meningkat 19,8 persen. 

Data tersebut meningkatkan harapan para pelaku pasar yang menginginkan ekonomi segera pulih. Optimisme tersebut cenderung menguat seiring dilonggarkannya pembatasan sosial di berbagai negara dunia. 

"Banyak negara yang mulai mencabut lockdown. Saya melihat hal tersebut dapat meningkatkan optimisme pasar," kata analis dari Sumitomo Mitsui Bank, Masaru Ishibashi dikutip Reuters, Senin (8/6).

Data tenaga kerja tersebut juga mendorong kenaikan imbal hasil obligasi AS 10 Tahun menjadi 0,959 persen pada Jumat pekan lalu. Imbal hasil tersebut terakhir kali berada di posisi 0,897 persen. Kenaikan tajam ini sedang menjadi perhatian bank sentral AS, The Fed. 

Sebelumnya, Gubernur The Fed, Jerome Powell, mengatakan ekonomi AS akan sangat terbebani apabila aktivitas perekonomian ditutup lebih dari satu tahun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement