Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Cakap mencatat adanya kenaikan angka pengguna hingga lebih dari 5 kali lipat. Dibandingkan tahun sebelumnya di Quartal yang sama, terdapat kenaikan 3200% traffic ke Cakap.
"Cakap telah membuktikan bahwa masyarakat tetap dapat produktif walaupun beraktivitas di rumah. Kenaikan kunjungan dan angka pengunduh pada aplikasi Cakap pun menunjukkan bahwa berbagai program inisiatif yang sudah dilakukan oleh tim Cakap diminati oleh masyarakat. Saya harap, aplikasi Cakap dapat terus-menerus memberikan manfaat untuk masyarakat sebagai alternatif dalam beraktivitas yang positif," kata Tomy Yunus, CEO Cakap, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/6/2020).
Baca Juga: Roket Startup Milik Elon Musk Mengudara ke Luar Angkasa, Terbangkan 2 Astronot
Meski begitu, perusahaan tidak merinci berapa jumlah pengguna yang dimiliki sekarang. Cakap aktif menggandeng berbagai pemangku kepentingan mulai dari pelaku usaha, organisasi, dan pemerintah untuk menanggulangi dampak pandemi agar tetap produktif selama di rumah.
Di antaranya adalah menyediakan akses belajar bahasa Inggris secara gratis untuk pelajar di seluruh Indonesia melalui program Cakap Goes to School. Kegiatan ini telah diikuti oleh berbagai sekolah dari berbagai daerah, seperti Mataram, Nusa Tenggara Barat, hingga Pekalongan, Jawa Tengah.
Selain itu, Cakap juga bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan pelatihan bahasa Inggris secara daring. Pelatihan tersebut dilaksanakan untuk mempersiapkan para perlaku UMKM dan bidang pariwisata selama enam bulan, terhitung mulai Mei hingga November dengan durasi setiap pertemuan 50 menit.
Materi yang diberikan mulai dari percakapan bahasa Inggris dasar hingga mempromosikan daya tarik wisata, khususnya di 5 lokasi Destinasi Super Prioritas. Program ini diharapkan mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih kompeten untuk mempersiapkan diri selama masa new normal berlangsung.
Pemerintah Indonesia telah merencanakan aturan dalam mempersiapkan fase kehidupan baru atau new normal. Sebanyak 4 provinsi dan 25 kabupaten dan kota bersiap untuk melakukan aktivitas dengan protokol kesehatan. Selain itu, Kementerian Kesehatan akan bekerja sama dengan Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan untuk membuat protokol kesehatan bagi sektor pendidikan.
Namun, sejumlah pihak menyatakan menolak jika anak masuk sekolah dalam waktu dekat, antara lain Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Forum Orang Tua Siswa Bandung, dan Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI).
Penolakan tersebut juga dilakukan oleh orang tua murid, menurut survei Komisioner KPAI, Retno Listyarti. Sebanyak 71% responden menyatakan tidak setuju terhadap rencana pembukaan ini. Survei tersebut tidak didapatkan dari orang tua murid saja, tetapi juga guru dan pekerja tenaga kesehatan.