REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina melalui anak usahanya Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang telah berhasil melakukan Survei Seismik Laut Regional 2D di wilayah terbuka sepanjang 23.063 kilometer (km) atau 77 persen (per 25 Mei 2020) dari target 30 ribu km. Survei seismik terbesar di Asia Pasifik dan Australia dalam 10 tahun terakhir ini diharapkan dapat menemukan cadangan migas baru serta menjadi giant discovery bagi Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu saat melaksanakan Management Walkthrough (MWT) secara virtual bersama Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Kapal ELSA Regent yang saat ini berada di perairan timur Indonesia pada Selasa (26/5) lalu.
"Kami berterima kasih kepada Pemerintah yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menjalankan amanah pekerjaan ini, walaupun penuh dengan tantangan kami optimistis pekerjaan survei akan dapat diselesaikan pada pertengahan Juli 2020," kata Dharmawan melalui siaran persnya, Rabu (27/5).
Survei Seismik 2D ini menjadi salah satu bagian dari Komitmen Kerja Pasti KKKS PHE Jambi Merang yang dilaksanakan hingga tahun 2024 dengan nilai investasi sebesar 239,3 juta dolar AS. Cakupan Survei Seismik 2D ini terdiri dari 47 cekungan yang membentang dari perairan Bangka di wilayah barat Indonesia hingga perairan Papua di wilayah timur Indonesia.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan survei seismik 2D ini dilaksanakan 100 persen oleh putra dan putri terbaik bangsa menggunakan teknologi terkini dengan parameter yang didesain untuk mengakomodir target eksplorasi terdalam sepanjang sejarah survey seismik di Indonesia.
"Kualitas hasil dan ketepatan dalam penyelesaian pekerjaan menjadi penting bagi survei ini, yang diharapkan mampu menciptakan wilayah kerja-wilayah kerja baru yang dapat meningkatkan iklim eksplorasi atau investasi hulu migas di Indonesia kedepannya," katanya.
Dwi optimistis hasil survei ini akan memberikan giant discovery bagi Indonesia, dimana akan menjadikan industri migas Indonesia memasuki second golden era yang dapat memproduksikan 1 juta barel minyak per hari di tahun 2030.
"SKK Migas memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pertamina dan Elnusa selaku pelaksana kerja seismik yang terus berkomitmen melaksanakan pekerjaan walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19, kami akan berada dan senantiasa mendukung upaya seluruh pihak yang terlibat," ujar Dwi.
Kepala SKK Migas menegaskan bahwa kegiatan eksplorasi harus tetap dilaksanakan walaupun sebagian besar kegiatan industri hulu migas lainnya terpaksa ditunda untuk efisiensi. "Kalau kita mencintai anak cucu kelak, jangan sekali-kali tinggalkan proyek eksplorasi," tegas Dwi.
Secara khusus, Dwi juga menyampaikan kegiatan MWT virtual akan menjadi bagian dari adaptasi new normal kegiatan hulu migas sebagai respon atas keterbatasan mobilitas dan phisycal distancing. "Pengawasan melalui teknologi digital akan menjadi new normalnya SKK Migas," tutup Dwi.