REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kalbe Farma Tbk mengantisipasi dampak terburuk Covid-19 terhadap bisnis perusahaan. Pada kuartal kedua tahun ini, perusahaan memperkirakan bakal mengalami penurunan pertumbuhan.
"Kami perkirakan di kuartal kedua mulai terasa dan memang skenario jeleknya bisa negatif," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bernadus Karmin Winata dalam konferensi pers virtual, Senin (18/5).
Bernadus mengakui, pada kuartal pertama, Covid-19 belum terlalu berdampak terhadap kinerja perusahaan. Pasalnya, Kalbe masih mencatatkan pertumbuhan penjualan hingga 8 persen serta laba bersih 12 persen pada akhir Maret lalu.
Namun memasuki kuartal kedua, sejumlah data lapangan mulai mengalami penurunan seperti penurunan jumlah pasien reguler di rumah sakit. Selain itu, terbatasnya aktivitas konsumen juga membuat penjualan produk makanan dan minuman kesehatan melemah.
Bernadus melihat, Covid-19 ini bisa memunculkan berbagai skenario. Namun perusahaan tidak dapat memastikan satu skenario yang pasti terjadi karena belum ada kejelasan kapan berakhirnya pandemi ini.
"Jadi kami selalu memonitor dan waspada terhadap keadaan pasar," kata Bernadus.
Untuk mendorong penjualan di tengah pandemi ini, Bernadus mengatakan, Kalbe saat ini sedang memanfaatkan platform digital yang bisa menyasar langsung konsumen ke rumah-rumah. Menurut Bernadus platform digital cukup efektif mendekatkan produk Kalbe ke masyarat.
"Respon dari konsumen positif, baik di kota maupun daerah lain. Ini yang kami kerjakan terus supaya dampak Covid-19 bisa diminimalisir," kata Bernadus.