REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 memperbesar potensi wisata medis di Indonesia, terutama bagi konsumen lokal. Asosiasi Wisata Medis Indonesia (AWMI) pun berencana membentuk platform wisata medis untuk menambah geliat pihak-pihak yang bekerja di sektor kesehatan.
"Dengan wadah AWMI ini, kami akan membuat suatu platform berupa marketplace agar para dokter dan pelaku bisnis yang terkait dengan wisata medis dapat bergabung," kata Ketua Asosiasi Wisata Medis Indonesia yang merupakan seorang dokter kebidanan dan kandungan, Dr dr Taufik Jamaan SpOG, dalam webinar Strategi Wisata Medis di Tengah Pandemi, belum lama ini.
AWMI, menurut Taufik, juga beranggotakan banyak pihak dari lintas sektor. Tak hanya dokter, para pengusaha dan ahli IT, orang-orang yang mumpuni di bidang percetakan, promosi, dan marketing pun bergerak di asosiasi ini. Taufik mengatakan, marketplace nantinya akan berisikan rumah sakit-rumah sakit (RS) dan dokter-dokter yang memberikan penawaran dalam wisata medis untuk turis domestik dan turis dari luar negeri.
Turis domestik yang kerap menikmati wisata medis ke luar negeri, menurut Taufik, jumlahnya mencapai sekitar tiga juta. Adanya situasi pandemi, membuat masyarakat berpikir ulang untuk keluar negeri demi berobat.
"Artinya, ada suatu pertimbangan pasien, nah di situlah peluang kita untuk dapat meningkatkan layanan medis dengan meningkatkan mutu, kualitas layanan, variasi, dan diverrsifikasi layanan sehingga mereka tertarik untuk berobat di dalam negeri saja," kata dia.
Soal harga, Taufik mengatakan hal itu bisa dirumuskan dengan para anggota marketplace. Ia menjelaskan, rumah sakit bisa membuat harga yang lebih kompetitif dibandingkan penyedia layanan kesehatan yang menawarkan wisata medis di luar negeri.
Di Penang, Malaysia, contohnya, tarif operasi jantungnya berbeda dengan di tempat lain. Taufik mengatakan, rumah sakit Indonesia pun bisa memasang tarif yang lebih kompetitif sehingga orang lebih memilih untuk menjalani operasi di Indonesia dengan kualitas yang sama.
"Bukan berarti kita menjanjikan yang lebih murah. Tapi, artinya ada suatu kompetisi yang kompetitif. Harapannya ya lebih murah. Kalaupun harganya sama, setidaknya pasien tidak perlu ke luar negeri, jadi lebih efisien pada waktu," jelas dia.