Sabtu 09 May 2020 19:44 WIB

Jaga Produksi Pangan, Gubernur NTT Minta Dinas Tetap Bekerja

Gubernur NTT minta Dinas Pertanian tetap laksanakan Tanam Jagung Panen Sapi

Gubernur Nusa Tenggara Timur Victor Bungtilu Laiskodat (kiri) bersama Wakil Gubernur Josef Nae Soi (kanan) melakukan salam komando usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Gubernur Nusa Tenggara Timur Victor Bungtilu Laiskodat (kiri) bersama Wakil Gubernur Josef Nae Soi (kanan) melakukan salam komando usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) kembali menyerukan agar Dinas Pertanian, Dinas Peternakan dan Dinas Perikanan tetap menjalankan fungsinya dengan baik di lapangan. Sebab di masa pandemi corona tidak ada alasan untuk tidak bekerja demi menyediakan pangan rakyat.

"Memang saat ini kita sedang terkapar dengan adanya covid-19 ini. Tetapi saya tidak mau hal ini menjadi alasan untuk kita tidak bekerja. Selagi kita menggunakan masker dan tetap menjaga jarak saat berada di lapangan, maka virus ini tidak akan tertular ke orang lain. Oleh karena itu sekali lagi saya mengharapkan agar ketiga dinas kemakmuran ini tetap Action di lapangan," demikian dikatakan Gubernur NTT Viktor saat memimpin rapat dengan seluruh pimpinan OPD lingkup Pemerintah Provinsi NTT yang berlangsung di Ruang Rapat Gubernur, Jumat kemarin (8/5)

Khusus Dinas Pertanian, Viktor minta agar program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang tersebar di 17 Kabupaten di NTT untuk secepat mungkin dilaksanakan. Dinas harus mendesain secara baik seluruh persiapan secara terperinci agar program ini bisa berhasil. 

"Lahannya dimana, luasnya berapa, berapa tenaga kerja yang akan terlibat, semuanya harus di data sehingga kerjanya terarah secara baik, dan harus segera laporkan bulan apa, tanggal berapa, hari apa dan jam berapa akan mulai tanam," katanya.

Gubernur yang pada kesempatan ini didampingi Wakil Gubernur NTT, meminta agar Dinas Pertanian juga selalu melakukan koordinasi dengan dinas terkait. Misalnya, jika ada lahan yang lokasinya jauh dari sumber air, maka segera komunikasi dengan Dinas Pertambangan agar dibuatkan sumur bor. 

"Bisa juga berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk memastikan ketersediaan embung. Dinas Perindustrian dan Perdagangan juga harus terlibat. Koordinasi dengan Bank NTT dan buatkan Bumdes - Bumdes untuk menampung hasil panen," paparnya.

Menurut Viktor, cara ini agar para petani bisa terhindar dari para rentenir. Dinas Komunikasi dan Informatika siapkan aplikasi tekhnologi yang dapat menghubungkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten, bahkan sampai ke tingkat Desa sehingga setiap orang bisa memberikan informasi apabila ada kendala di lapangan. Sedangkan yang tidak kalah penting adalah Dinas Peternakan dalam menyiapkan sapi berkualitas, sehingga ketika hasil panennya dijual, uangnya dapat dipakai untuk membeli sapi.

"Dinas ini harus mendesain biomassa dari daun jagung dan batang jagung, sehingga tidak terbuang percuma. Dan khusus di pulau Sumba saya mau agar terpusat di Sumba Tengah, karena di sana lahannya masih sangat luas," urai Viktor.

Orang nomor satu di NTT ini juga meminta agar para pendamping mampu memberikan bimbingan secara baik kepada para petani. Para pendamping agar dapat menciptakan petani yang rajin dan bertanggung jawab sehingha mampu merubah budaya para petani dan menjadikan mereka sebagai pengusaha pertanian.

"Saya juga minta agar kita semua bekerja secara serius dan bekerja dengan hati. Tugas kita adalah melayani rakyat agar mereka bisa sejahtera. Dan sebagai Gubernur saya juga minta agar seluruh rapat atau pertemuan yang berkaitan dengan program ini agar langsung dilakukan di lapangan, sehingga bisa langsung diikuti dengan pekerjaan," tutur Viktor.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Yohanis Oktovianus menjelaskan bahwa Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) ini tersebar di 17 Kabupaten di NTT selain Kota Kupang, Kabupaten Lembata, Kabupaten Alor, Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Nagekeo, dengan total lahan yang akan digarap sebesar 10 ribu hektar.

"Untuk program TJPS ini tersebar di 330 Desa dengan jumlah Kelompok Tani sebanyak 495 Kelompok, dan melibatkan 20 ribu Petani," jelasnya.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi mengapresiasi semangat dan program Gubernur NTT dalam mengamankan dan meningkatkan produksi pangan sekaligus kesejahteraan petani di masa pandemi virus corona. Oleh karena itu, sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kementan memprioritas membantu daerah berupa bantuan benih, sumur (dangkal dan pantek), pompa air dan alat mesin pertanian guna kelancaran budidaya.

"Kementan mendukung penuh upaya dan berkomitmen penuh berbagai daerah untuk kita bersama-sama memenuhi target produksi pangan. Pasokan pangan harus tersedia apalagi di tengah kondisi seperti ini (pandemi covid 19, red), ” kata Suwandi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement