Sabtu 09 May 2020 07:11 WIB

Investor Mulai Lirik Aset Berisiko Picu Harga Emas Jatuh

Emas dinilai tetap menarik dalam jangka menengah.

Emas. ilustrasi
Foto: istimewa
Emas. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas jatuh pada akhir perdagangan Jumat waktu AS atau Sabtu (9/5) WIB. Penurunan harga emas dipicu investor melirik aset-aset berisiko ketika ekonomi dibuka kembali setelah penguncian atau lockdown covid-19. Namun, gelombang stimulus bank sentral yang berkelanjutan terus mendukung harga emas.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, jatuh 11,9 dolar AS atau 0,69 persen, menjadi ditutup pada 1.713,90 dolar AS per ounce. Emas berjangka melonjak 37,3 dolar AS atau 2,21 persen menjadi 1.725,80 dolar AS per ounce pada akhir perdagangan Kamis (7/5). Sebelumnya juga turun 2,7 dolar AS atau 0,16 persen menjadi 1.710,6 dolar AS pada Rabu (6/5).

Baca Juga

Yang juga membatasi daya tarik emas adalah data yang sedikit lebih baik dari perkiraan dari Amerika Serikat yang menunjukkan kehilangan pekerjaan pada April mencapai 20,5 juta. Angka ini sedikit lebih rendah dari yang diperkirakan 22 juta. Tingkat pengangguran 14,7 persen, juga lebih rendah dari perkiraan pasar 16 persen.

Namun, secara keseluruhan ekonomi Amerika Serikat mengalami penurunan bulanan paling tajam dalam daftar gaji (payrolls) sejak Depresi Hebat. Ini sebagai tanda paling mencolok tentang bagaimana pandemi Virus Corona baru menghantam ekonomi terbesar di dunia.

"Meskipun jumlah pekerjaan merupakan jumlah terburuk yang pernah kita miliki sebagai bangsa, di belakang itu kita melihat sedikit optimisme bergerak maju dengan ekonomi dibuka kembali secara perlahan di sini di AS," kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.

Indeks Wall Street berada di jalur untuk kenaikan mingguan pertama mereka dalam tiga pekan. Investor menyematkan harapan mereka pada rantai pasokan yang kembali ke jalurnya dan kebangkitan kembali belanja konsumen setelah beberapa negara bagian AS membuka kembali ekonomi.

"Pendorong utama untuk kekuatan dalam emas yakni suku bunga nol, pengeluaran besar-besaran dan keprihatinan mendalam tentang gelombang kedua infeksi tetap kuat sehingga prospek emas tetap kuat dalam jangka menengah," kata Kepala Perdagangan Derivatif Logam Dasar dan Logam Mulia BMO, Tai Wong.

Serangkaian data ekonomi AS terbaru minggu ini memicu ekspektasi lebih banyak stimulus dari Federal Reserve (Fed). Pasar memperkirakan lingkungan suku bunga negatif.

Suku bunga AS yang lebih rendah menekan dolar dan imbal hasil obligasi, sehingga meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Gesekan China-AS tampak mereda setelah Beijing mengatakan negosiator perdagangan dari kedua negara telah sepakat untuk memperbaiki suasana guna mengimplementasikan kesepakatan Fase 1, beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengancam tarif baru.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 18,8 sen atau 1,21 persen, menjadi ditutup pada 15,778 dolar per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 7,2 dolar AS atau 0,92 persen, menjadi menetap pada 789,3 dolar AS per ounce.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement