REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri koordinator bidang perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap, banyak sektor industri yang menurun karena terdampak pandemi Covid-19. Namun, ada juga beberapa sektor yang tetap bertahan bahkan surplus meski terjadi pandemi Covid-19.
Sektor tersebut antara lain, industri karet kulit, industri makanan pokok, farmasi dan nabati.
"Karet kulit tumbuh 20 persen YOY (year on year), industri makanan pokok itu 17 persen, farmasi 13 persen, dan nabati 14 persen," ujar Airlangga usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Kamis (30/4).
Airlangga mengungkap, sektor-sektor itu nantinya memungkinkan revitalisasi di awal lantaran masih tumbuh sekitar 16 persen. Sementara sektor usaha yang sangat terdampak dan mengalami penurunan hingga lebih dari 40 persen antara lain parwisata, restoran, sarana umum, transportasi, dan ritel.
Bahkan restoran dan pariwisata, lanjut Airlangga, dampaknya mencapai sekitar 70 persen. "Terkait dengan daerah, yang terdampak Covid-19 terdampak di pariwisata, seperti di Bali, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, itu memang terdampak dalam," ujarnya.
Kendati begitu, dalam rapat terbatas, Presiden Jokowi meminta jajaran yang terkait termasuk kepala daerah untuk memperhatikan sektor usaha yang terdampak tersebut. Sebab, ini juga berkaitan dengan tenaga kerja dari sektor-sektor tersebut.
"Sesuai arahan Bapak Presiden dalam musrenbang, di depan para gubernur, beliau menyatakan untuk memerhatikan sektor usaha yang terdampak dari Covid," ujar Ketua Umum Partai Golkar tersebut.