REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bukit Asam (PTBA) belum merencakan revisi produksi dan rencana kerja perusahaan. Perusahaan batu bara plat merah ini masih akan melihat kondisi pasar dan ekonomi sampai Juni mendatang.
Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin menjelaskan, sampai saat ini perusahaan masih mengamati (wait and see) kondisi pasar hingga Juni. Ia berharap wabah Covid-19 bisa segera selesai sehingga perekonomian bisa kembali pulih.
"Sejauh ini belum ada revisi rencana kerja. Kami masih liat perkembangan sampai Juni ini," ujar Arviyan kepada Republika.co.id, Senin (27/4).
PTBA berencana untuk memproduksi 30,3 juta ton batu bara atau naik sekitar 4 persen dari realisasi 2019 yang sebanyak 29,1 juta ton. Di sisi lain, PTBA menargetkan mampu menjual 29,9 juta ton batu bara.
Target penjualan itu dengan rincian 21,6 juta ton untuk pasar domestik dan 8,3 juta ton untuk pasar ekspor. Target ini naik 8 persen dari realisasi penjualan sepanjang 2019 yang sebesar 24,7 juta ton.
"Peningkatan target penjualan ditopang oleh target ekspor untuk batu bara medium to high calorie ke premium market sebesar 2,3 juta ton," kata Arviyan.
Dalam hitungan PTBA, kondisi pasar dan harga batu bara pada kuartal I tahun ini mengalami penurunan sebanyak 25 sampai 30 persen dibandingkan indeks pada kuartal I tahun lalu yang masih berada di atas 90 dolar AS per ton.