REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) mulai menggenjot sektor penerbangan kargo di tengan kondisi pandemi virus korona atau Covid-19. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan hal tersebut menjadi peluang untuk memaksimalkan bisnis perusahaan di tengan pandemi Covid-19.
Awaluddin mengatakan sepanjang kuartal I 2020, volume angkutan kargo di 19 bandara AP II tercatat rata-rata sekitar 62 ribu ton per bulan. "Adapun di Soekarno-Hatta sendiri volume kargo rata-rata mencapai 42.500 ton perbulan," kata Awaluddin, Ahad (26/4).
Dia menjelaskan, Soekarno-Hatta merupakan bandara AP II yang memiliki kapasitas pengelolaan kargo terbesar yakni mencapai sekitar 600 ribu ton pertahun. Meskipun demikian, kata Awaluddin, volume kargo yang ditangani di Soekarno-Hatta sempat mencapai 760 ribu ton pada 2018.
Awaluddin memastikan saat ini terdapat dua perusahaan afiliasi AP II yang khusus menangani kargo yaitu PT Angkasa Pura Kargo dengan kepemilikan 99,99 persen saham dan PT Gapura Angkasa dengan kepemilikan 46,26 persen saham. PT Angkasa Pura Kargo juga memiliki layanan mulai dari pengiriman dan pengelolaan kargo di kawasan bandara termasuk distribution center, human remains dan excess baggage, dan pengelolaan terkait dengan pergudangan seperti Lini-1 dan Lini-2.
Sementara itu, PT Gapura Angkasa saat ini memiliki area pergudangan seluas 8.964 meter persegi di Terminal Kargo Soekarno-Hatta yang dilengkapi fasilitas x-ray, CCTV, sistem teknologi informasi terintegrasi dan neraca digital untuk memastikan keamanan dan keselamatan kargo. "Area pergudangan Soekarno-Hatta juga dilengkapi cold storage, strong room, DG Rooms, AVI Room (ruang untuk hewan hidup), dan penanganan muatan khusus," jelas Awlauddin.
Saat ini, kondisi pandemi Covid-19 membuat AP II merevisi target pendapatan pd 2020. AP II menargetkan pendapatan sekitar 60 sampai 70 0ersen dari target awal Rp12,8 triliun yang ditetapkan sebelum adanya pandemi Covid-19.