REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus mendorong industri memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) demi memenuhi kebutuhan di dalam negeri yang tengah melawan wabah Covid-19 atau corona. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan, saat ini sekitar 28 industri tekstil terlibat dalam produksi tersebut.
"Mulai minggu lalu, produksinya (APD) sudah 1,8 juta per minggu. Jadi target 18 juta, sudah mulai dipenuhi sejak pekan lalu, sampai Mei nanti sudah full capacity," ujar Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam dalam diskusi virtual pada Selasa, (21/4).
Ia menjelaskan, sebanyak satu juta APD di antaranya merupakan disposable medical grade atau sekali pakai berstandar medis. "Ini (diproduksi) oleh 25 perusahaan yang punya izin edar dan sudah mendapat sertifikat balai tekstil besar di Bandung, sudah penuhi kriteria WHO (Organisasi Kesehatan Dunia)," jelas Khayam.
Sementara 800 APD lainnya, lanjut dia, berjenis washable atau bisa dicuci. APD berbahan kain inilah, yang menurut dia memiliki potensi ekspor.
Selain memproduksi APD, kata Khayam, Industri tekstil saat ini juga memproduksi masker. Terdapat 34 perusahaan industri tekstil yang saat ini memproduksi masker, baik yang medical grade maupun berbahan kain atau washable.
Dirinya menyebutkan, sekarang produksinya sudah mencapai 50 juta masker per minggu. Sebanyak 20 juta di antaranya sudah medical grade, sedangkan sisanya masker kain.
"Jadi sebulan, sekitar 200 juta masker diproduksi. Kalau kapasitasnya sendiri, sekitar 330 juta per bulan," tutur dia.