REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis, Indonesia akan menjadi salah satu dari negara yang diprediksi mengalami recovery lebih cepat dan mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif pascapandemi Covid-19. Menurutnya, optimisme tersebut harus dijaga.
Hal itu berdasarkan laporan International Monetary Fund (IMF), yang menyatakan Indonesia merupakan satu dari tiga negara di dunia yang diprediksi pertumbuhan ekonominya tetap positif pada 2020, meski diterjang pandemi Covid-19. Dua negara lainnya adalah China dan India.
Maka menurut dia, momentum tersebut bisa menjadi modal bagi sektor industri Tanah Air untuk bersama-sama bangkit. “Kita masih punya modal yang kuat. Artinya, kemungkinan kita bisa rebound cukup besar. Apalagi kita lihat bahwa kompetensi bangsa kita juga cukup besar," kata Agus melalui diskusi virtual dengan wartawan pada Selasa, (21/4).
Baginya, apa yang akan terjadi dalam sektor manufaktur setelah Covid-19 sangat tergantung dengan apa yang Indonesia lakukan sekarang. "Indonesia menargetkan menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia pada 2030, saya lihat kita sebagai bangsa bisa tepat lakukan mitigasi dan kebijakan, nggak mustahil sebelum 2030 target bisa tercapai," jelas dia.
Menperin menilai, tidak ada jalan lain, kegiatan ekonomi kini harus tetap bergerak meski tertatih-tatih. Maka pemerintah pun memberikan banyak stimulus dan pendampingan ekonomi, termasuk ke industri manufaktur.
"Karena kita paham sektor manufaktur kontributor terbesar terhadap ekonomi nasional yakni sekitar 19 persen. Jadi ekonomi bisa bergerak baik, kalau manufaktur juga bergerak baik," tuturnya.
Sektor manufaktur, lanjut Agus, juga menyerap tenaga kerja sangat besar hingga 14 persen. "Ini merupakan salah satu alasan kita harus tetap dorong dan fasilitasi agar manufaktur tetap berjalan di lapangan," ujar dia.
Ia menyebutkan, beberapa sektor manufaktur masih mampu mencatat kinerja ekspor di tengah Covid-19. di antaranya sektor agro tepatnya industri oleokimia yang mencatatkan nilai ekspor sebesar 658 juta dolar AS pada Januari sampai Februari 2020 juta, naik 31 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Industri minyak goreng sawit dan oleofood pun masih melakukan ekspor. Nilai ekspornya tumbuh 2,5 persen pada periode Januari sampai Februari 2020.
Selanjutnya, industri otomotif di Tanah Air, pada periode Januari sampai per 15 April 2020, telah melakukan pengapalan kendaraan roda empat secara CBU sebanyak 87.879 unit. Sedangkan, untuk ekspor kendaraan roda dua, mencapai 215.347 unit.
Peningkatan ekspor produk otomotif juga sesuai data PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), yang menunjukkan jumlah bongkar muat kendaraan CBU mencapai 29.622 unit pada Maret 2020. Angka itu meningkat 18,40 persen dibandingkan Maret 2019 sekitar 25.019 unit.
“Selain itu, industri otomotif kita melakukan ekspor komponen untuk kendaraan roda empat, hingga April 2020 telah menembus 11.099.550 pieces. Bahkan, perusahaan-perusahaan komponen pesawat, kereta api, dan alat berat, juga masih aktif melakukan ekspor,” kata Agus.