Jumat 10 Apr 2020 08:25 WIB

PLTGU Tambak Lorok Kena Imbas Kilang Pertamina yang Terbakar

Pasokan gas untuk PLTGU milik PLN menjadi terhambat.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Kebakaran di CPP Gundih, pengaruhi suplai gas untuk PLTGU Tambak Lorok. Foto karyawan memeriksa instalasi jaringan pipa gas di kawasan Onshore Receiving Facility (ORF) atau fasilitas penerimaan gas PT Pertamina Gas (Pertagas) di Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah. (ilustrasi)
Foto: Antara/Aji Styawan
Kebakaran di CPP Gundih, pengaruhi suplai gas untuk PLTGU Tambak Lorok. Foto karyawan memeriksa instalasi jaringan pipa gas di kawasan Onshore Receiving Facility (ORF) atau fasilitas penerimaan gas PT Pertamina Gas (Pertagas) di Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fasilitas pengolahan gas milik PT Pertamina (Persero) di Cepu terbakar Kamis (9/4) pagi. Karena insiden ini, pasokan gas untuk PLTGU Tambak Lorok milik PLN menjadi terhambat.

Direktur Bisnis Regional Jawa Madura Bali PLN Haryanto WS  mengatakan PLN masih menunggu perkembangan dari PT Pertamina (Persero). Menurutnya saat ini masih ada cadangan Compressed Natural Gas (CNG) yang akan dipakai sampai Pertamina kembali siap.

Baca Juga

"Secara sistem saat ini beban Jawa Bali turun akibat Covid-19, sehingga bila Tambak Lorok tidak beroperasi pun sistem tetap aman karena cadangan kita sangat aman," ujar Haryanto, Jumat (10/4).

Lebih lajut dia mengatakan, karena cadangan masih aman, CNG hanya akan dipakai apabila diperlukan hingga Pertamina kembali siap. Apalagi, kata Haryanto, saat ini beban puncak kelistrikan Jawa dan Bali memang mengalami penurunan hingga 11,2 persen menjadi 23.700 MW. Oleh karena itu, apabila Tambak Lorok ini tak beroperasi pun, sistem tetap aman. "Cadangan kita sangat aman, lebih dari cukup dan cadangan CNG hanya akan dipakai bila diperlukan sampai Pertamina siap kembali," tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement