REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura merilis angka produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal pertama tahun ini, yang menunjukkan dampak ekonomi dari virus corona (Covid-19).
Negara kota yang bergantung pada perdagangan tersebut sekarang tampaknya akan menuju resesi selama setahun penuh. Ini merupakan yang pertama kalinya dalam sekitar dua puluh tahun.
Singapura menyatakan produk domestik bruto (PDB) menyusut 2,2 persen secara tahunan (year on year/ yoy), sementara dibandingkan dengan kuartal sebelumnya PDB turun 10,6 persen secara kuartalan (quarter to quarter/qtq), dilansir BBC, Kamis (26/3).
Ini menandai kontraksi kuartalan terbesar untuk Singapura sejak 2009, di tengah-tengah krisis keuangan global.
Angka-angka menunjukkan bahwa ekonomi global juga akan mengalami kontraksi tajam. Rilis ini dilakukan setelah Dana Moneter Internasional (IMF) minggu ini memperkirakan resesi global tahun ini yang setidaknya akan seburuk yang terlihat setelah krisis keuangan lebih dari satu dekade lalu.
Pekan ini IMF memperingatkan resesi global ini lebih buruk daripada resesi setelah krisis keuangan 2008.
Sebagai salah satu negara pertama yang merilis data pertumbuhan ekonomi untuk periode di mana wabah telah menyebar secara global, angka-angka dari Singapura memberikan sekilas tentang bagaimana pandemi yang sedang berlangsung dapat mempengaruhi ekonomi di seluruh dunia. Singapura juga merupakan salah satu negara pertama di luar China yang melaporkan kasus virus corona.
Karantina wilayah (lockdown) dan langkah-langkah lain yang diberlakukan oleh pemerintah di seluruh dunia untuk memperlambat penyebaran virus corona telah menghantam ekonomi global. Banyak analis sekarang memperkirakan akan terjadi resesi ekonomi yang dalam dan panjang.